Mohon tunggu...
Mohamad Akmal Albari
Mohamad Akmal Albari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum Tata Negara

a piece of life, chill out!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

FOMO atau JOMO, Korelasi dengan Bandwagon Effect

22 Juli 2022   21:51 Diperbarui: 22 Juli 2022   22:16 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi FOMO dan JOMO/id.pngtree.com

Siapa dari kalian yang sering mengikuti tren sosial media? Nah, kencangnya trending sana-sini selalu saja membuat kalian dipengaruhi bukan? Bagi yang mampu pasti akan mengikuti trending tersebut, bagi yang tidak, menjauhinya atau mungkin menyumbang komentar sebagai netizen di sosial media pastinya. 

Kerap terjadi, kita selalu memaksakan untuk mengikuti trending di sosial media, baik dari kemampuan yang kita bisa, harta yang dimiliki, dan tenaga untuk dihabiskan agar tidak ketinggalan tren.

Hal tersebut sudah biasa atau mainstream untuk mayoritas manusia lakukan, maksudnya beberapa orang yang tidak ingin hidupnya dipengaruhi tren tersebut juga banyak dan ada istilah tersendiri. Sebelum ke aktor atau pelakunya, ada yang perlu diketahui kenapa orang-orang atau mayoritas mengikuti alur tren kekinian. 

Istilah tersebut disebabkan oleh Bandwagon Effect, dimana seseorang akan dipengaruhi oleh perilaku orang lain, dalam mengikuti gaya atau sikap sebagai perilaku sama.

Ini juga pernah ditelusuri dalam penelitian yang dilakukan psikolog Prancis, Serge Moscovici dan Marisa Zavalloni yang menyatakan bahwa jika A menunjukan sedang TikTok-an, maka si B akan melakukan juga atas dasar bahwa si B mendapat penguatan dari si A dan yakin bahwa ia juga bisa melakukan hal tersebut. 

Dalam kacamata psikologis, gamabaran tersebut akan menambah keyakinan manusia dalam kehidupan sosial dalam merealisasikan keinginannya.

Untuk mengikuti tren di sosial media memang tidak ada salahnya juga, selama hal tersebut baik untuk dirinya dan tidak merugikan orang lain juga. 

Sebenarnya ini terjadi bukan karena kehendak kita sendiri yang benar-benar menginginkan sesuatu, logisnya karena Groupthink (efek circle), Fear Of Missing Out (FOMO) atau takut disangka kurang update kekinian, personal image atau pencitraan jati diri, kemudian bias kognitif atau menganggap bagus untuk diikuti.

Dalam fenomena social axienty, ada juga manusia yang berusaha menghindari dari tren-tren agar tidak menyusahkan hidup mengikuti alur hiruk-pikuk trending sosial media. 

Istilah yang dikenal adalah Joy Of Missing Out (JOMO), bisa dimaknai dengan perasaan yang tidak ingin hidupnya dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak disenangi karena ingin merasa bebas dan fokus atas apa yang menjadi nikmat kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun