Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Satu dari 10.000 Pasar Rakyat yang Ngangeninn

26 Januari 2017   17:14 Diperbarui: 26 Januari 2017   22:21 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pasar Tarutung dari Satu Sudut (nababan.wordpress.com)

Tarutung

pekan-tarutung-jpg-5889cbfdb07e61af075aa539.jpg
pekan-tarutung-jpg-5889cbfdb07e61af075aa539.jpg
Silindung. Kota dingin ini sering disebut Silindung. Suah ada sejak ratusan tahun lalu. Ketika seorang Jerman bernama IL. Nommensen datang untuk menyebarkan  agama Kristen.

Walau hanya kota kecil dengan banyak gempa karena terletak diantara jalur lempengan Sumatera. Tarutung memiliki nama besar bagi masyarakat Batak. Dikenal sebagai kota religious. Dikenal juga dengan “keunikannya” terkait wisata lokal yang khas.

Yang membuat greget satu lagi tentang kota ini adalah Pasar rakyatnya.  Sebagaimana tradisi lokal yang terjadi di Indonesia, pasar ini memiliki ciri khas yang terus kukenang sepanjang masa.

Sejarah, Perkembangan Pasar

Sebagai bagian dari proses panjang pembentukan pasar rakyat atau pasar tradisional, hampir semua pasar tradisional di Indonesia memiliki usia yang cukup panjang. Pada tahun  2011 tercatat pasar rakyat di Indonesia berjumlah  9.950. (Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli, Restu Pratiw , sumber  http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/10/02/nct8ag-jumlah-pasar-tradisional-semakin-menurun ). Dari hampir sepuluh ribu pasar rakyat tersebut, rata-rata usinya diatas 10 tahun. Proses pembentukan pasar rakyat dimulai dari jaman pra sejarah yang kemudian berproses dalam kurun waktu ratusan tahun menjadi sebuah jaman moden.

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=pasar+barter&biw=1366&bih=634&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj09szDu9_RAhUDqI8KHUEiChYQ_AUIBigB&dpr=1#imgrc=U1T7O3P7n85FWM%3A
Sumber : https://www.google.co.id/search?q=pasar+barter&biw=1366&bih=634&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj09szDu9_RAhUDqI8KHUEiChYQ_AUIBigB&dpr=1#imgrc=U1T7O3P7n85FWM%3A
Foto Pasar Barter

Dalam memenuhi kebutuhan manusia , mereka yang hidup di zaman dahulu melakukan barter. Barter adalah sebuah sistim yang diterapkan oleh dua individu dengan cara menukar barang satu dengan barang yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena potensi wilayah antara dua individu tersebut memiliki perbedaan dalam menghasilkan produk. MIsalnya desa yang satu menghasilkan beras, kampung yang lain menghasilkan buah dan desa dekat pantai dengan ikannya. Seperti kata pepatah Asam di gunung, ikan di laut. Ketemu dalam belanga. Tapi di pasar semua bertemu. Barang dari hilir hingga ke hulu. Benda cair hingga padat. Orang dari berbagai suku, agama, budaya dan semuanya. 

Keberagaman, berbagai rasa (pahit, manis, kecut, asam)  ada disini. Memiliki banyak fungsi, peran, manfaat, tujuan dan dampak bagi hidup orang banyak.

Jika dilihat dari fungsinya pasar tradisional memiliki beragam fungsi: antara lain Menjadi arena pembauran karena berbagai macam etnis. fungsi/nilai historis yang cukup tinggi, fungsi sebagai ruang publik, media komunikasi, interaksi, mobilisasi, proses supply dan demand, pusat perdagangan, berputarnya uang  milyaran, ratusan juta setiap hari, tempat uang beredar, tempat ngobrol, bertemu teman, berburu makanan enak, berburu pangan organik, dlsb,dlsb.

Berbicara tentang 1 pasar Pasar Tarutung . Tinggal selama 2 (dua) tahun karena mengingkut suami, menjadi kenangan mendalam selama menjelajahi pasar Tarutung. Pasar yang “ngangeni”. Kenapa berbeda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun