Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maaf, Mulai Hari Ini Saya (Berhenti) Berbuat Baik

2 Agustus 2022   17:09 Diperbarui: 2 Agustus 2022   17:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kesederhanaan hidup membuat banyak  orang merasa bahwa tak perlu berambisi apapun terhadap dunia ini.

Cukupkan dirimu dengan apa yang kamu miliki.

Berbahagialah dengan apa yang ada dan melekat padamu.

Dan berbagai agama mengajarkan itu. Karena uang adalah akar kejahatan. Bahwa bersedekah akan membuka pintu rejeki.

Sayangnya semua konsep itu menguap dalam kehidupan sehari-hari. Ketika masuk dalam komunitas keluarga, tetangga, organisasi dan lembaga kita bekerja, semua pesan baik, etika, nilai hidup terbentur. Terbentur dengan emosi saat anak bandal, saat biaya sosial meninggi karena banyak pesta, bahkan dengan angka-angka biaya sekolah anak, tagihan listrik dan semua tetek bengek.

Berbuat baik butuh jalan berliku, tersingkir , sesekali ditertawakan , bahkan dianggap anti sosial.

Apakah saya harus berhenti???

Pohon adalah mahluk hidup yang perlu diajak ngobrol, disentuh, dipanjat dan dirawat. Pengalaman pribadi membuat saya perempuan tua bangka sesekali memanjat pohon mangga dan jambu depan rumah. Mengajak ngobrol, membiarkan mereka tumbuh memberi kerindangan pada sekitar. Termasuk menyumbang kesegaran udara.

Sayangnya, tetangga menganggap lebatnya pohon di depan rumah saya adalah sebuah hal yang asing. Banyak menyarankan untuk ditebang. "Mamak-mamak jangan panjat." Apakah saya harus berhenti melakukan yang saya anggap baik????

Berbelanja kebutuhan ikan dan sayur ke toko tetangga membawa plastik/tas sendiri dilihat asing oleh para ibu. Saya hanya tersenyum saja. Peduli amat apa kata mereka. Tidak bisa seratus persen menghentikan penggunaan plastik, minimal saya mengurangi penggunaan tas plastik. 

Saat membeli nasi padang, saya selalu katakan nggak usah pakai tas kresek. Penjual bingung. Apakah saya harus berhenti? Sejauh ini saya masih melakukan itu. Saat mencuci berbagai tas kresek dari plastik di halaman rumah, para tetangga bisik-bisik."Mau dijual ke botot/pemulung!" Percuma punya mobil....ha..ha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun