Bahkan dia pintar mengatur jarak dengan angkot sejenis. Jadi dia tidak pernah tidak punya penumpang. Beda dengan supir lain yang langsung emosi jika sudah melihat angkot yang sama  di jalur dan waktu bersamaan. Saling menyalip, memaki, merasa yang lain curang.Â
Rindu rasanya melihat supir yang baik hati itu. Entah masih ada.
3. Pembinaan, Organisasi, Â Peningkatan Mutu Layanan, Dinas Perhubungan
Jika dilihat dari berbagai kasus dan pengalaman dalam menikmati layanan angkutan kota di Medan sepertinya tidak ada sekalipun pembinaan pada petugas. Organisasi dikenal besar dengan gedung mewah di Jl. Sisingamangaraja. Organisasi K*U* sudah harusnya diberi sanksi dengan situasi ini. Sebuah situasi darurat akan resiko tinggi naik angkot di Kota Medan.Â
Sebagai pelayan publik, seharusnya organisasi dan Dinas Perhubungan Kota Medan merasa malu dengan bobroknya sistem layanan angkot di Kota Medan.Jika ada jajak pendapat terkait penyediaan layanan dan pemberian layanan yang baik terkait dengan fasilitas , kenyamanan, keamanan dan rasa terlindungi. Nilai di Kota Medan masih sangat rendah.Â
Kriminalitas di angkot dan kekerasan, misalnya pelecehan seksual, pencurian/pencopetan, bully, intimidasi selalu dialami penumpang dalam berbagai ragam. Baik oleh pemilik angkot, supir, sesama penumpang, para calo, pencopet bahkan sesama pengendara berlangsung setiap hari. Mungkin setiap jam.
Bahkan pengalaman penumpang dengan seorang laki-laki dengan modus, bersempit-sempitan melakukan bentuk pelecehan. Berusaha meraba bagian sensitif. Di beberapa angkot line tertentu, modus ini pernah jadi perbincangan di suatu periode oleh sesama penumpang yang rata-rata adalah perempuan muda, pekerja, mahasiswa, anak sekolah. Oh negeriku malang..................Â
Berbagai persoalan angkot di kota Medan adalah akar dari kemiskinan, pengelolaan yang tak becus, korupsi, bisnis yang tidak sehat, premanisme dlsb. Pusing deh ...membahasnya. Termasuk karakter supir yang diberi label kasar, beringas, dlsb. Padahal pernah baru-baru ini jumpa supir perempuan...tapi penampilan laki-laki. Membawa angkotnya kencang, tapi tertib, dan bahasanya ramah walau agak kuat suaranya..
Menjumpai supir seperti ini bak merindukan oase di tengah gurun.....
Masalahnya di Medan yang berlaku adalah
Ise roa?Â