Mohon tunggu...
Berliana Siregar
Berliana Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Daulat Hati, tubuh dan Rasa

Do your job Pikirkan hal-hal ringan @@##Kreatiflah@!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Sakit Tembakau Deli, Cagar Budaya Indonesia bagai Gadis Tua Terlantar di Antara Para Jelita

20 November 2019   12:57 Diperbarui: 20 November 2019   13:08 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RS Tembakau Deli Kondisi Saat Ini (Dokpri 19 November 2019)

Sebuah harapan baru agar rumah sakit ini dipertahankan, dijaga, dipugar, dirawat dan dijadikan menjadi pusat belajar berbagai peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia masih ada. Meletakkan harapan diantara pengaruh dahsyat "pembangunansme" harus dirawat. Karena masih ada tangan-tangan "tak terlihat" yang terus bekerja. masih ada orang-orang di jalan sunyi yang selalu semangat. Salah satu lembaga yang masih memberikan keluangan waktu, tenaga, pemikiran dan innovasi bagaimana Cagar Budaya Indonesia masih bisa dijaga.

Gedung-Gedung rumah sakit diantara hunian mewah di Kota Medan (Dokpri November 2019)
Gedung-Gedung rumah sakit diantara hunian mewah di Kota Medan (Dokpri November 2019)
Saat ini jika dilihat dari luar, kondisi bangunan  sudah banyak yang rusak. Sangat kontras dengan puluhan hotel mewah yang semerbak harumnya bagi semua tamu yang ingin kemewahan. Harusnya sejalan dengan pembangunan dan geliat akan kokoh dan berdirinya ratusan gedung di kota Medan. Sebuah kota akan sangat seimbang jika unsur modernisasi, sejarahnya, warisan budaya, masyarakat, lingkungan, ditata saling berdampingan. 

Hubungan antara masa lalu, saat ini dan masa depan menjadi satu konsep kota yang selalu dinamis. Mempertahankan situs rumah sakit memiliki keistimewaan tersendiri di tengah kota Medan. Nama Jalan dimana rumah Sakit ini terletak adalah jalan Putri Hijau. Identik dengan sejarah Melayu. kerajaan Deli. Kemashyuran Tembakau Deli sebagai tembakau terbaik dunia yang diperdagangkan di kota-kota besar Eropa seperti Hamburg, Born, di Jerman.

Sebagaimana saya tuliskan 7 (tujuh) tahun lalu, bahwa rumah sakit ini juga bisa berfungsi sebagai bagian dari tempat anak-anak sekolah belajar. Anak-anak belajar sejarah, sekolah ilmu kesehatan, bagaimana jaman dahulu orang-orang dirawat, sembuh, dan bagaimana kehidupan para kuli di jamannya. Bahkan tulisan saya dulunya jelas menyatakan dari namanya saja Rumah Sakit ini sudah sangat menarik dan eksotik. RUMAH SAKIT TEMBAKAU DELI.  Sebuah nama yang menjelaskan identitas komoditi Tembakau, dan wilayah yaitu Deli.

Potensi Rumah Sakit Green Hospital Adaptasi Perubahan Iklim

Tata dan konsep bangunan rumah sakit sangat harmoni dengan alam. Pohon-pohon tua sebagai peninggalan sejarah jaman dahulu pernah tumbuh merindang dengan batang kokoh raksasa subur di tanah Deli yang permai. Sangat kontras dengan bangunan rumah sakit saat ini yang menjulang ke atas. Hingga belasan tingkat dimana angin, air dieksploitasi semaksimalnya tanpa memberi ruang kehidupan bagi mahluk di dalamnya. 

Boleh disebut rumah sakit ini masuk dalam kategori Green Hospital sebagaimana konsep-konsep bangunan yang kini dipromosikan karena perubahan iklim. Rumah Sakit ini kaya akan sinar matahari sehat lewat ventilasi-ventilasi yang didesain ramah lingkungan. Tidak dibutuhkan alat pendingin ruangan, karena bangunannya benar-benar dibangun dengan pori terbuka, jendela-jendela besar.

Jika ditelisik, dari ratusan rumah sakit berstandard internasional, rumah sakit lokal, rumah sakit keluarga maupun yang join di grup besar, hanya ada beberapa rumah sakit dengan bangunan kuno peninggalan sejarah Belanda. Rumah sakit lain adalah rumah sakit swasta, sementara Rumah Sakit Tembakau Deli adalah salah satunya. 

Sementara saat ini, bisnis rumah sakit sangat menggurita di Kota Medan. Ratusan ribu para tamatan perawat, bidan, dokter, ahli kesehatan, dan tenaga kesehatan lulus, dilatih, dan mengabdi di berbagai rumah sakit. Yakin seyakin-yakinnya bahwa mereka tak pernah punya pengetahuan bagaimana dulu pernah di suatu masa 200 tahun lalu sebuah rumah sakit modern telah ada. Hadir di tengah kota Medan , diperuntukkan bagi kaumkuli kebun yang turut memberi sumbangsih bagi kemerdekaan negeri ini.

Halaman Depan Rumah Sakit ditumbuhi ilalang (Dokpri 19 November 2019)
Halaman Depan Rumah Sakit ditumbuhi ilalang (Dokpri 19 November 2019)
Rumah sakit yang memiliki banyak cerita pedih bagaimana para kuli yang mengalami sakit selama menjadi buruh di Sumatera. Bagaimana berbagai macam penyakit Malaria, Kolera, dan persoalan lainnya akan kelihatan di rumah sakit ini. Menjadi bagian sejarah yang harus diketahui oleh berbagai generasi yang pernah tumbuh, hidup dan tinggal di kota Medan. 

Sebagai refleksi bahwa penjajahan di atas bumi selalu mendatangkan penderitaan yang bisa langsung dilihat melalui rumah sakit ini. Karenanya simbol-simbol , jejak-jejak melalui bangunan, ruangan, kamar, tempat tidur, foto secara utuh yang masih ada di rumah sakit ini harus tetap terawat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun