Mohon tunggu...
Sirajul Huda
Sirajul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru les rumahan

Seorang ayah yang selalu berjuang menghebatkan anaknya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Ibu Ingin Mengumpulkan Pecahan-pecahan Kemiskinan

25 November 2021   08:13 Diperbarui: 4 Desember 2021   23:15 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di penghujung malam, tiba-tiba Ibu ingin mengumpulkan pecahan-pecahan kemiskinan yang berserakan di ruang ingatan

Mendapati anak lelakinya yang pulang lebih awal lantaran uang sekolah yang belum dibayar. Menerima Petugas Puskesmas yang melarang Ibu menambah anak lantaran telah bersangatan banyak. Melezatkan kembali nasi yang hampir basi agar anak-anak bisa berdiri tegak

Masih adakah yang lain?
Kali ini Ibu semakin bersemangat

Jualan Ibu yang kembali utuh, tak tersentuh. Jangankan orang mendekat, lalatpun tiada hinggap. Ibu yang pernah ke rumah sakit, bukan karena sakit, hanya berpura-pura sakit, agar mendapat paracetamol untuk disimpan jika sewaktu-waktu anaknya sakit. Ibu yang menutup pintu rapat-rapat saat penjaja makanan berteriak, agar tiada terdengar oleh anak-anak

Masih adakah yang lain?
Kali ini tangis Ibu tertahan disebalik senyum yang dipaksakan

Mungkin, jika dedaunan yang ada di bumi dijadikan kertas, dan air laut dijadikan tinta, takkan pernah cukup melukiskan penderitaan Ibu

Tapi...
Itu dulu, sekarang sudah tak

Air Tawar, Padang, 25 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun