Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bill Gates 2008 ke Indonesia, Jangan Contoh Saya, Saya Ini Contoh yang Buruk?

19 Mei 2021   14:43 Diperbarui: 19 Mei 2021   14:48 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Bill Gates. (AP/Elaine Thompson)

"Desas-desus dan spekulasi seputar perceraian Gates menjadi semakin tidak masuk akal, dan sangat disayangkan orang-orang yang memiliki sedikit pengetahuan atau tidak tahu sama sekali tentang situasi tersebut dicirikan sebagai 'sumber'." (Juru bicara Gates, Bridgitt Arnold).

Hidup ini sangat menarik sekaligus kocak. Mendengar kabar Bill Gates bercerai dengan Melinda French banyak publik heboh. Seolah peristiwa itu mustahil baginya. Bagaimana bisa terjadi tanda tanya dalam dirinya, Bill Gates dan Melinda yang tampak kasih dan romantis tiba-tiba memutus cerai setelah 27 cinta kasih?

Publik geger? Pencari berita berupaya menghubungkan penyebab perceraian dengan misalnya, Bill Gates kedapatan selingkuh dengan karyawannya atau sekedar Bill mengirim email ke karyawan yang sedikit agak genit? Atau menghubungkan kedekatan Bill Gates dengan Jeffrey Epstein, yang dituduhkan sebagai pedofil dan kejahatan tindak pidana seksualitas? Membuat Melinda gusar kepada suaminya, Bill Gates?

Tidak mungkin! Mustahil komentator lain. Bagaimana bisa Bill dan Melinda yang merupakan sosok baik di mata masyarakat dunia? Bagaimana mungkin Bill dan Melinda yang filantropi pada kemanusiaan, kependidikan, keilmiahan, kesehatan, dan kedermawanan sosial, harus bercerai?

Alhasil kita mendaulat diri seakan juru bicara Bill Gates dan Melinda, semua ungkapan dan komentar kita mengenai kasus ini merupakan sumber orisional dari pikiran dan perasaan Bill dan Melinda?

Padahal, persepsi itu merupakan pandangan yang kita bangun sendiri lalu menghubungkannya dengan Bill Gates dan Melinda. Atau kita berupaya membaca pikiran dan perasaan Bill dan Melinda melalui cara pandang kita yang kita sematkan sebagai mewakili Bill dan Melinda?

Meskipun Bill dan Melinda sendiri lebih memahami pikiran dan hasrat mereka memilih bercerai, yang sebenarnya mereka sudah sepakat mengenai hal itu. Malah kita yang cemas? Mereka barangkali sudah lebih tenang memutus hubungan. Tapi godaan kita untuk ikut berkomentar sekaligus menjadi hiburan diri sendiri. "Biarlah miskin begini yang penting tak cerai?" Meskipun siksaan kemiskinan kadang mirip dalam neraka dunia?

Ada kecenderungan kita beropini mengenai tokoh dunia dengan membuat perbandingan bahwa kita akhirnya seakan lebih bahagia dan hebat dibanding siapapun di dunia ini? Orang miskin membandingkan diri lebih bahagia dalam pembicaraannya sesama orang miskin, karena dalam cerita mereka ada si tokoh kaya tapi penyakitan?

Orang yang berpendidikan rendah merasa angkuh dan terhibur setelah membandingkan dengan orang berpendidikan tinggi tapi keluarganya cerai? Orang yang sehat merasa terhibur setelah mengetahui si tokoh tertentu meskipun kaya rupanya baru dirawat.

Orang yang terlambat menaiki pesawat semula menggerutu, tetapi setelah mengetahui kabar berita pesawat tersebut kecelakaan. Si penumpang terlambat "merasa paling beruntung dan merasa paling dekat dengan "Tuhan?" karena dirinya selamat sedangkan 200 orang lainnya tewas? Di manakah sensitivitas kita yang merasa paling beragama pada saat yang sama 200 an orang tewas kecelakaan untuk membuktikan seakan "Tuhan" masih berpihak pada kita?

Marilah kita membiarkan Bill dan Gates memilih keputusan mereka, toh mereka berdua yang lebih tahu kasus mereka. Janganlah kita terlalu kepo mengenai hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun