Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kala Pemerintah Mau Damai dengan Covid, Muhammadiyah Menolak sedangkan NU Nurut Siapa?

20 Mei 2020   15:49 Diperbarui: 20 Mei 2020   15:49 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posisi subjektif saya adalah sebagai kaum Nahdlatul 'Ulama (NU) karena berbagai latar belakang pengasuhan, pendidikan pondok pesantren tradisional, dan pilihan pengamalan agama ke-Nu-an dibanding amalan organisasi Muhammadiyah, misalnya. 

Meskipun demikian, saya berkawan akrab dengan kalangan Muhammadiyah. Sewaktu di Yogyakarta saya biasanya shalat di masjid Safinatun Najah, milik SD Muhammadiyah yang unggul di Jalan Bimo Kurdo. Hingga kini, saya sering juga shalat di masjid Muhammadiyah di berbagai daerah.

Kenapa saya lebih dulu menjelaskan posisi itu? Karena, kadang posisi kita menunjukkan cara pandang kita yang sedikit banyaknya kita peroleh dari berorganisasi? Sekaligus, biar orang mudah mengidentifikasi, oh ia adalah bagian dari organisasi ini daripada bersembunyi di balik layar. Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung pihak mana pun? Tapi kadang agak sulit sekali untuk tidak memihak. Sebab itu, maafkan saya bila dirasa kurang adil dalam menulis ini, ini hanya satu sudut pandang. Pembaca dapat melengkapinya dengan sudut majemuk agar kita saling berbagi di sini.

Pemerintah

Pak Presiden Jokowi belum lama ini mengisyaratkan masyarakat untuk hidup berdampingan atau berdamai dengan virus corona sampai vaksin ditemukan. Selanjutnya beberapa kalangan pejabat pemerintah telah memberi kelonggaran beraktivitas bagi kalangan yang umurnya di bawah 45 tahun? Maksud baik pemerintah tentunya agar secara ekonomi dan pekerjaan dapat terbantu daripada pemutusan kerja.

Pada bagian lain, beberapa bandara dan mal di buka? Ya, positif saja, mungkin juga pemerintah menghitung dampak positif dan negatifnya, terutama secara ekonomi dan kesejahteraan jika bandara dan mal tetap ditutup?

Belakangan, ada agamawan yang mempertanyakan sikap pemerintah? Bandara dan mal dibuka sedangkan tempat ibadah dianjurkan ditutup?

Ya, positif saja pada maksud pemerintah, bukan maksudnya menghalangi orang ibadah, melainkan demi kemaslahatan umat?

Jadi, intinya, pemerintah itu dalam setiap kebijakannya tentunya demi kepentingan rakyat dan masyarakat banyak. Janganlah dikira, pemerintah punya maksud buruk dengan kebijakannya. Yah, kalau ada oknum yang kurang baik, itu sisi manusiawi. Tapi, anggaplah secara positif, pemerintah mempunyai kebijakan positif dalam menangani covid: mau dibilang lawan covid, perangi covid, dan damai dengan covid. Buka atau tutup kota atau daerah, PSBB dan semua kebijakan pemerintah bertujuan baik demi kepentingan kita semua.

Muhammadiyah

Barangkali, pengurus organisasi Muhammadiyah berkesimpulan bahwa pernyataan atau ungkapan yang berdamai dengan covid kurang tepat atau kurang tegas, sehingga muncullah tanggapan pihak Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) menyatakan sikap terus melawan virus corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun