Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memberi kepada Kerabat Menjelang nan Fitri

12 Juni 2018   16:56 Diperbarui: 12 Juni 2018   20:44 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ilustrasi The PeepSpot dari Tibunnews

Kerabat berasal dari bahasa Arab, qaraba artinya dekat. Serapan yang sama dipakai dalam bahasa Indonesia sahabat akrab maksudnya sahabat terdekat atau paling dekat (isim tafdil/superlatif). Jadi, kerabat adalah orang terdekat, seperti sekeluarga, kakek/nenek, orangtua (ayah/ibu), saudara kandung, saudara dari ayah atau dari ibu, cucu, dan seterusnya. 

Sayangnya (kadang), orang yang terdekat dengan kita secara garis keturunan menjadi orang yang agak jauh dengan kita dalam hubungan emosional dan finansial. Betapa tidak? Kalau ditanya pada sebagian orang, siapakah yang menjadi prioritas mereka dalam memberi atau berderma? Kadang yang terjadi justru pada orang lain yang cukup jauh hubungan kekerabatannya. Padahal, yang utama itu adalah keluarga dekat. Bayangkan, kalau setiap keluarga memerhatikan dan memberikan kepada keluarga dekatnya, barangkali yang namanya kemiskinan berlebihan bakalan tak terjadi.

Cuma, itulah sebagian permasalahan kita. Entah siapa pelaku dan korbannya. Ikatan kekerabatan memudar, terutama dalam masyarakat perkotaan menjadi nilai hubungan dagang. Bukan lagi ikatan kerabat dan keakraban, melainkan lebih pada kesesuaian kepentingan organisasi, partai, pekerjaan, dan bahkan ideologi permazhaban. Dia yang bukan bagian dari kelompok kita, seakan bukan lagi saudara, sekalipun aliran darah turunan memompa dalam nadi keduanya.

Kalau ditanya lagi. Siapakah orang yang paling banyak dicela atau dicaci? Kadang, ia adalah kerabat kita. Siapakah yang mencacinya? Bisa jadi kita sendiri. Seorang abang atau kakak mengejeki adik kandungnya. Sebagai orangtua meremehkan anak-anaknya. Sebaliknya, anak mendurhakai kedua orangtuanya?

Perlakuan buruk yang begitu dapat kita kendalikan jika menyangkut kepada orang lain. Sebab, kita berpikir atau berperasaan sebelum mengatakan atau bertindak kepadanya. Kita menghargai orang lain, sedangkan sedikit agak merendahkan kerabat terdekat kita? 

Betapa banyak orang yang dalam pandangan orang lain sangat dermawan, sedangkan dalam pandangan keluarganya ia cukup pelit? Mungkin, ia tak begitu bakhil dalam pandangan keluarga, tapi kikir dalam pandangan tetangga. Memang, setelah kita dapat membereskan pemberian kepada kerabat, sebaiknya pemberian menyebar melalui tetangga, jiran, dan masyarakat sekitar.

Memberi kepada kerabat dapat dilakukan dengan memberi ilmu pengetahuan, keterampilan, harta, uang, waktu, dan perhatian. Zaman ini mengharuskan pemberian yang sifatnya material, karena masyarakat kita umumnya butuh itu.

Masalahnya kadang, kita banyak memberi nasihat dengan sedikit nilai rupiah. Saat seorang dewasa memberikan uang seribu rupiah, tapi petuahnya terlalu panjang melebihi nilai rupiah yang didermakannya. Untuk itu, kita dapat menahan diri dalam menceramahi kerabat dan orang lain, ada baiknya kita bertindak memberi sesuatu menjelang Idul Fitri ini.

Berbagi sesuatu yang dapat membuat kerabat kita lebih bahagia, sehingga mereka beridul fitri dengan rasa suci layaknya bayi baru lahir yang tampak gerakannya lentur dan umumnya digemasi.

Anak-anak TK-SD juga demikian, kadang mereka berantam untuk berebut sesuatu. Tapi, tunggulah sekitar hitungan menit, mereka bakalan berdamai kembali.

Orang dewasa seperti kita dapat meniru itu. Jangan sampai kedewasaan membuat urat nadi dendam kesumat kita sedemikian membatu, sehingga kadang persoalan kecil/besar terus mengerangkan dalam diri kita. Sampai dari tahun ke tahun, kita membenci kerabat dan menolak memberi atau menerima maaf. Apalagi kalau harus saling berbagi sesuatu yang melapangkan dada, tempat, rumah, uang, waktu, perhatian, maaft, silaturahmi, dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun