Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Modal Pengaruh untuk Pergaulan

3 April 2018   17:08 Diperbarui: 3 April 2018   18:01 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompasiana.com

Apa yang membuat seorang berpengaruh? Kepemimpinan? Kekuasaan? Pengetahuan? Ilmu? Harta? Uang? Mobil? Apartemen? Perusahaan? Bisnis? Aset? Investasi? Tabungan? Perhiasan? Tanah? Kebun? Ladang? Tampan? Cantik? Pasangan? Anak? Dan sebagainya?

Tentu, ya tentu modal di atas berpengaruh untuk memengaruhi. Cuma, kalaulah kita belum memiliki modal kapital di atas. Bisakah kita menancapkan pengaruh? Mungkin, bukan begitu pertanyaannya, melainkan bagaimana kita meningkatkan pengaruh dalam pergaulan? Untuk jawaban itu, fokusnya lebih tepat pada pengaruh diri daripada ingin memengaruhi orang lain. Bermaksud memengaruhi orang lain sepertinya kepercayaan diri yang bercampur dengan keangkuhan. Sebuah niat baik berbaur dengan rasa panik, yang tak terkendali.

Bagaimana kita menumbuhkan pengaruh tadi? Caranya, kita mendisiplikan diri, meningkatkan keahlian diri, memberdayakan diri, dan memperbesar kapasitan pengetahuan dan kearifan diri. Hal ini lebih tawaduk untuk memperbaiki diri dibanding bernafsu mengubah persepsi orang lain agar kita berpengaruh di mata mereka.

Sering, kita bertemu dan bertamu dengan orang yang membesar-besarkan diri, prestasi, dan pencapaian seorang dengan hasrat beroleh pujian. Padahal, kalau kita hendak menarik empati orang dalam pergaulan lebih etis kita mulai dengan pertanyaan yang disukai orang lain. Lalu, kita berupaya empatik sesuai dengan kerangka pikir, perasa, dan perspektif orang tersebut. Tak harus setuju. Tak perlu anggukan kepala. Cukup dengan bahasa lisan dan tubuh yang menunjukkan minat. Tanpa berusaha mengevaluasi, menasihati, dan menafsirkan persepsi orang lain atas kerangka kita yang autobiografis dan subjektif.

Jadi, modal utama pengaruh dalam pergaulan ialah kualitas diri, seperti ketakwaan, keikhlasan, kesyukuran, kesabaran, ketawadukan, dan ketawakalan. Saat kita memiliki kualitas diri tersebut, tentu saja lebih sebagai tindakan daripada khotbah atau pidato. Ada beberapa orang yang cukup optimistis dalam ucapan, tetapi dalam tindakan dan kehidupan sehari-hari penuh dengan keputusasaan. 

Oleh karena itu, modal pengaruh dalam pergaulan lebih sebagai karakter tindakan dibanding etika kepribadian yang dilatihkan. Bukan senyuman bankir atau senyuman pelayan maskapai penerbangan yang biasanya dilatihkan. Namun, hal itu sudah lebih baik daripada tak senyum sama sekali. Kita berharap dapat meningkatkan modal pengaruh dalam pergaulan melalui kualitas dan mutu diri untuk lebih baik sehingga berkontribusi terhadap pergaulan sosial dan masyarakat Indonesia yang majemuk. Itulah di antara ilmu pergaulan sebagai modal pengaruh dengan memperbesar kualitas diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun