Manusia bisa dikatakan makhluk pembuat alasan. Sebagai tamsil, kita berharap ingin menjadi penulis. Namun, nyatanya, kita hanya membuat alasan untuk tak menulis. Bukan praktik menulis yang sebenarnya? Ahai!
Alasan-alasan tak menulis:
"Bingung nulis?" Temanya, apa ya? Judulnya, apa? Mulai menulis dari mana?
"Apa yang kutulis?Â
Apa saja yang kutulis. Iya. Itulah, apa saja itulah, tulis. Termasuk rasa bingung itu tadi!
Apa judulnya, ya?
Lahirkanlah dulu tulisannya, baru kasih nama seperti bayi lahir.
Dari mana, tulisan dimulai? Tulis dan ketik, itulah cara memulainya.Â
Dari belakang, samping kiri-kanan, belakang-muka, atau bawah-atas, kesimpulan-pendahuluan." Tengah-tengah juga, boleh.
"Aku terlalu sibuk atau banyak kerja, sehingga menulis terabaikan?"
Aku kerja! Ya, aku kenal kau memang suka kerja.