Mohon tunggu...
Siprianus Jewarut
Siprianus Jewarut Mohon Tunggu... Dosen - Berdiri dan Bergaya

NAMA : Siprianus Jewarut, SS.,M.Pd JABATAN : Dosen No HP : 0895382714242 No WA : 081232788040 Status : Sudah Kkawin Hobi : Membaca, Menulis dan Berolah raga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi, Membangun Optimisme di Tengah Wabah Corona

28 Juli 2021   23:32 Diperbarui: 28 Juli 2021   23:57 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini kita selalu dikagetkan dengan banyak sekali pemberitaan di media massa dan media online, tentang masyarakat yang terpapar covid-19. Pemberitaan ini kemudian diikuti dengan pemberitaan lain dimana jumlah kasus meninggal dari hari kehari terus meningkat. Moralitas kita sebagai manusia tergoncang dengan kesedihan yang mendalam.

Kita sebagai manusia tentunya menyadari bahwa hidup ini pasti ada akhirnya, namun  hadirnya virus Corona yang membuat nyawa manusia tercabut dari dirinya dengan cepat, seakan mengguncang iman kita pada kesadaran bahwa hanya Tuhan yang menentukan mati dan hidupnya manusia. Saat ini seolah-olah membentuk sebuah kesadaran baru bahwa viruslah yang menentukan mati dan hidupnya manusia, namun pada kenyataanya tidaklah demikian.

Jiwa kita akan sangat terguncang tatkala mendengar kabar ada keluarga atau kenalan kita yang saat ini sedang terpapar covid-19 dan sedang berjuang antara hidup dan mati.

Rasa haru dan sedih pasti selalu dirasakan kita sebagai manusia, namun demikian hal ini tidak membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan, kita harus segera bangkit. Hidup kita harus terus berjalan, kita tidak berhenti pada rasa sedih dan takut. Kita harus mulai membangun sebuah komitmen pribadi untuk terus berjuang. Berjuang dimulai dari dalam diri setiap individu, berjuang untuk memiliki keyakinan bahwa badai ini akan segera berlalu dan fajar kebahagiaan akan segera datang.

Selain komitmen pribadi, tahap kedua rasa optimis ini harus mulai dibangun dalam lingkungan terkecil yaitu keluarga. Dalam lingkungan keluarga kita harus saling mendukung dan saling memberi motivasi. Keluarga sebagai elemen terkecil dari masyarakat harus memiliki keyakinan dan rasa optimis bersama dalam memerangi penyebaran virus corona. Saat lingkungan keluarga memiliki komitmen yang kuat dalam memerangi wabah corona dengan menaati porokol kesehatan, maka kesadaran ini akan menjadi sebuah kesadaran kolektif dalam lingkungan masyarakat.

Motivasi yang sama kemudian harusnya tertular kepada tetangga dikiri dan kanan kita kemudian kemasyarakat secara umum.

Saya pribadi optimis, jika semangat ini sudah menjadi komitmen bersama secara kolektif sebagai sebuah bangsa maka secara perlahan penularan virus pun akan segera berakhir.

Hilangkan prilaku somborono,  masa bodoh, dan semau gue dalam hidup bermasyarakaat dan berbangsa. Jauhkan cara berpikir apatis, tidak percaya akan fakta ganasnya virus corona. Karena sesungguhnya virus ini ada dan sangat mematikan.

Kita harus membangun rasa optimis dan sebarkan semangat positif guna menikat kesadaran akan perjuangan yang sama memberantas virus corona. Kita hilangan perasaan takut, cemas dan gelisah berlebihan yang selalu membuat kita tertekan dengan adanya covid-19, tetapi kita harus kuat melawan dengan semangat dan motivasi diri yang tinggi.

Kita harus membangun rasa optimis, kehidupan kita tidak berhenti dengan rasa takut dan cemas tetapi harus terus dijalani. Semangat dan motivasi ini, mulai terlihat dengan adanya vaksin. Vaksin bukan obat penyembuh, tetapi vaksin adalah titik sinar harapan yang membantu manusia dalam melawan virus dengan menambah kekebalan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun