AMBANG Batas parlemen, parliamentary threshold (PT) 4 persen pada Pemilu 2019 buat partai menengah ke bawah dan pendatang baru cenat cenut.
Lingkar Survei Indonesia (LSI) sejak Januari 2018, dalam rilis surveinya: lima partai lama tidak lolos PT. Mereka adalah PPP, PKS, PAN, NasDem dan Hanura. Terbaru, survei LIPI menyebut 9 parpol dari total 15 partai peserta Pemilu 2019 belum aman untuk menembus PT 4 persen.
Kesembilan parpol tersebut adalah empat parpol lama seperti NasDem, PKS, PAN, Hanura dan lima parpol pendatang baru: PBB, Berkarya, PSI, Garuda dan PKPI.
Sejumlah parpol yang belum aman itu punya berbagai strategi. NasDem misalnya, mereka sudah lama merencanakan melakukan perekrutan caleg potensial.
Baca saja pemberitaan Januari 2018, Sekjen NasDem Jhonny G Plate sudah menyebut strategi perekrutan caleg potensial menjadi prioritas kerja politik mereka. Dan terbukti, Juli 2018, setelah ramai pendaftaran caleg, akhirnya terungkap strategi perekrutan ala NasDem ialah: membajak anggota Dewan dan artis milik partai lain.
Sementara strategi PKS, seperti dikatakan Mardani Ali Sera, pada Januari 2018, partainya akan bertumpu pada analisa: partai yang mengusung Capres-Cawapres akan mendapatkan coctail effect atau turut terkerek elektabilitasnya.
Karena itu, wajar jika PKS ngotot menyodorkan 9 nama kader terbaiknya yang sudah disepakati Majelis Syura PKS untuk menjadi Cawapres Prabowo.
Kembali ke NasDem. Partai yang kegiatannya paling sering diberitakan di MetroTipi itu dituding menerapkan sistem transfer caleg ala transfer pemain bola.
NasDem mengklaim dalam Pilkada 2018 kemarin kepala daerah yang diusungnya unggul di banyak provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, dengan mencapreskan kembali Jokowi, elektabilitas partainya juga akan terkatrol. Dan strategi Pileg dengan membajak anggota DPR dari partai lain membuat banyak pihak curiga terhadap NasDem bermain 'duit'. Atau ada transaksi di balik kepindahan sejumlah politisi partai lain ke partai besutan Surya Paloh tersebut.
Aroma duit yang wangi semerbak itu semakin kuat terendus setelah Ketum PAN Zulkifli Hasan membeberkan isi percakapan WA dirinya dengan Lucky Hakim. Baik yang japri maupun di grup Kesekjenan DPP PAN. Zulkifli menyayangkan adanya transfer senilai 5 Miliar ke anggota dewan asal partainya yang dilakukan NasDem. Dan yang baru dibayar cash senilai Rp 2 Miliar. Dan itu semua dibuktikan dari scrinsut percakapan WA Lucky Hakim di grup PAN.