Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gulai, Kalio, atau Rendang?

17 Maret 2010   17:21 Diperbarui: 4 April 2017   18:18 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rendang Padang, siapa yang tak kenal? Setiap Restoran atau rumah makan Padang pasti menyediakannya. Karena itu adalah salah satu ciri khas dari restoran atau rumah makan Padang.

Tapi tunggu dulu, benarkah setiap anda dihidangkan rendang, yang anda makan itu benar-benar rendang Padang yang terkenal itu? belum tentu.... Lho?

Ya, bisa saja yang anda makan itu adalah kalio, bukan rendang. Jadi Anda bisa tertipu, dan itu tidak bisa disalahkan karena Anda tidak tahu dan menyadarinya.

Kalio...? Apa pula ini?

OK, mari kita ngobrol tentang, Gulai, Kalio dan Rendang Padang ini.

Rendang Padang biasa di buat dari daging sapi atau kerbau, tapi sebenarnya kalau di kampung-kampung kita juga dapat menemukan rendang ayam dan itik atau bebek, kalau saya lagi kangen saya suka menelpon adik sepupu saya untuk dikirimi rendang ayam atau bebek ini. Wow rasanya nikmat, apalagi ini masakan kampung dengan bumbu tradisional tanpa MSG

Kita tidak akan membicarakan apa saja bumbu rendang ini, selain daging dan santan kelapa. Tapi bagaimana proses daging ini menjadi rendang yang terkenal itu, dan apa itu Kalio.

Memasak rendang sebagaimana umumnya, dimulai dengan santan dan daging beserta bumbu-bumbu lainnya. Bila santan yang dimasak ini sudah berwarna kuning kemerahan, dan belum kental namun dagingnya sudah matang dimana bila digigit  sudah empuk, maka masakan ini namanya gulai daging. Gulai daging ini sudah bisa dihidangkan dan dimakan, bersama masakan atau lauk pauk lainnya.

Bila gulai ini terus dimasak hingga kuahnya kental, dan berminyak dan warnanya sudah berubah menjadi coklat. Inilah yang dinamakan Kalio. Di Jakarta kita sering menemukan kalio ini dihidangkan dimakanan yang kita pesan, dan bila ditanyakan maka si pedagang yang menggelar dagangannya di kaki lima atau pelayan restoran maupun rumah makan akan mengatakan itu adalah rendang. Berarti anda telah tertipu.

Masakan ini baru dikatakan rendang bila warnanya telah menghitam, dan bumbunya juga telah kering, tapi berminyak. Dan minyak ini akan terlihat tergenang di dasar wadah dimana rendang itu di letakkan. Berminyak atau tidaknya rendang ini, juga tergantung dari jumlah maupun usia kelapa yang dipakai untuk memasaknya. Semakin tua usia kelapanya, semakin banyak dan bagus minyaknya. Dan rendang yang telah berwarna hitam ini akan tahan berhari-hari, namun juga harus rajin memanaskannya, agar aromanya tidak berubah, malah semakin wangi!.

Besok, bila anda makan diwarung padang, anda minta rendang namun yang dikasih daging berwarna coklat dan bumbunya masih basah atau kental anda sudah tahu itu kalio, bukan rendang dan anda boleh protes.

Mau makan rendang Padang sekarang? ayo...... tambuah ciek!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun