Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Kepemimpinan di Minangkabau

7 September 2010   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Foto Dok. Zulfahmi Dayat"][/caption]

Filosofi kepemimpinan di Minangkabau terdiri dari kalimat: Ditinggikan se ranting, di dahulukan selangkah. Ditinggikan se ranting mengandung makna yaitu: Sang pemimpin begitu dekat dengan rakyat yang dia pimpin. Bila dia berbicara akan jelas terdengar oleh rakyat yang dia pimpin, tanpa harus punya perantara atau juru bicara yang memungkinkan terjadinya salah penyampaian maupun salah penafsiran. Karena kedekatan antara pemimpin dan yang dipimpin, rakyatpun tak harus berteriak untuk menyampaikan setiap permasalahan yang timbul di tengah rakyat. Dengan dekatnya pemimpin dengan rakyatnya, sang pemimpinpun akan merasa malu bila melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma dan kepatutan, karena rakyat selalu mamantau kinerja sang pemimpin. Didahulukan se langkah mengandung makna: Bila sang pemimpin salah dalam melangkah, rakyat akan segera memberi tahu, agar sang pemimpin membetulkan langkahnya sehingga ayunan langkahnya dengan rakyat tidak timpang sehingga menjadi serentak dan seirama. Dengan pengertian, apapun kebijakan dan keputusan yang diambilnya, semua demi kepentingan rakyat dan tidak bertentangan dengan kebutuhan rakyat yang dipimpinnya, dan rakyatpun akan mengikutinya dan mematuhinya, karena telah menjadi komitmen bersama. Dengan didahulukannya sang pemimpin hanya selangkah, jika dia tersesat kearah yang bukan menjadi tujuan bersama yang telah disepakati sebelumnya, rakyat akan segera mengetahui dan mengingatkannya agar kembali kejalan yang telah di sepakati itu. Hingga rakyatpun tak kehilangan arah, karena pemimpin mereka masih berjalan di depan mereka kearah tujuan yang benar. Lalu bagaimana rakyat menyikapi sang pemimpin? Jawabannya: Rajo alim rajo di sambah, rajo zalim rajo disanggah Postingan sebelumnya: http://didikan-subuh-di-mana-kau-kini/ Postingan teman yang sayang untuk dilewatkan: @ Della Anna            http://belanda-lari-gondol-nasi-goreng-ketika-kolonialisme-usai/ @ Iden Wildensyah   http://saat-gubernur-narsis/ @ Ouda Saija           http://fiksi-kilat-bagaimana-kalau-dibukukan-oleh-kompasiana-ya/ @ Ragile                   http://mengapa-atheis-jadi-warga-negara-kelas-dua/ @ Siveria Verawati  http://suara-beduk-dan-nastar-keju-mbak-rin-sore-ini/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun