Mohon tunggu...
Fachrur Rozi Nasution
Fachrur Rozi Nasution Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

>> Saya hanya lah kumpulan Hari - hari yang sesungguhnya jika hari berkurang maka berkurang juga umur saya. >> Saya sering menghabiskan waktu di depan layar laptop berjam-jam untuk online dan atau membaca ebook. >> Founder & CEO https://tokoandalan.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Please… Jangan Paksa Kota Malang Jadi Panas!

6 Mei 2013   09:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:02 1254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13678075171909812611

Salam Kompasiana…

Sudah lebih dari 3 tahun saya berada dikota malang, bahkan sekarang ini telah memasuki tahun ke-4. Saya merantau jauh dari pulau sumatera tepat di kampong saya di Sibuhuan, Padang Lawas-Sumatera Utara menuju Malang adalah hanya untuk menimbah ilmu. Ya, saya ke Malang tujuan untuk kuliah. Dan sekarang Alhamdulillah sekarang ini saya sudah duduk di tingkat akhir (semester 8, tapi belum mengajukan judul proposal, mohon do’anya teman-teman ya. Supaya saya cepat dapat judul skripsinya. Hehehe).

Namun, sekalipun saya sudah lebih dari 3 tahun berada di kota Malang ini, tidak lantas hilang akan ingatan-ingatan saya saat pertama kali memasuki Malang (nyindir para legislative dan eksekutif yang sering kena penyakit amnesia alias hilang ingatan, tatkala jadi tersangka korupsi dan disidang di pengadilan). Bahkan saya masih sangat mengingat diminggu-minggu pertama di kota Malang.

Bahwa saya masih mengingat masa-masa mengurus dan melengkapi perlengkapan administrasi daftar ulang sebagai calon mahasiswa kala itu. dan bahkan, saya juga masih mengingat gaya penampilan saya di setiap harinya. Bahwa saya setiap hari siang-malang selalu jacketan. Saya make jacket siang-malang bukan karena takut gosong kulitnya (toch, kulit saya udah gosong duluan dari sononya). Melainkan karena cuaca di Malang ini yang menurut saya begitu dingin jika dibandingkan dengan kampong saya.

Tiga tahun yang lalu, saat saya pertama kali menginjakkan kaki di malang ini memang benar selalu memakai jacket siang-malang. Kata teman-teman saya kala itu, saya hanya adaptasi doank, karena cuaca yang saya rasakan sebelumnya di kampong saya itu panas dan di Malang ini dingin. Namun, meskipun saya merasa kedinginan waktu itu, saya tetap menikmatinya. Malah lama kelamaan saya jadi betah dan ingin merasa seperti itu terus hawanya. Dan lama-kelamaan saya juga sudah bisa melepaskan jacket saya saat siang hari maupun di malam hari.

Namun, seiring bergantinya hari demi hari dan tahun demi tahun, cuaca Malang ini semakin panas. Adek-adek tingkat saya yang berasal dari kampong saya tidak lagi merasakan masa-masa seperti yang saya dan kakak-kakak tingkat rasakan tentang sejuknya kota Malang. Malah, sekarang ini saya merasakan hawa Malang sudah hamper sama dengan hawa di kampong saya. Karena saya sudah sering buka baju karena kepanasan.

Dan yang membuat saya merasa miris lagi adalah tentang pemerintahan kota Malang yang menanam kelapa sawit di jalan-jalan trotoar seperti gambar berikut:

Padahal sebagaimana kita ketahui bahwa perpohonnya kelapa sawit itu akan menghabiskan air sebanyak 12 liter setiap harinya (Tentang ini udah pernah saya bahas disini: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/01/tebang-kelapa-sawit-indonesia-butuh-pohon-karet-556008.html). Jadi, secara langsung pemerintahan kota telah berbartisipasi aktif dalam memanaskan hawa kota Malang. Bukan tidak mungkin, kelak kota malang juga akan semakin sering kekurangan air saat dimusim kemarau. Karena saat ini saja, dibeberapa tempat yang berada di kota Malang sudah sering kekeringan air sumur warga. Akibat dari itu semua, kota Malang dikhawatirkan akan semakin panas atas peran aktif pemerintah kota malang.

Menurur saya, alangkah lebih baiknya di tanam pohon lain selain dari kelapa sawit ini. Dan yang kira-kira bisa menampung air sehingga stabilitas air di kota Malang tetap terjaga. Dan pada akhirnya kota Malang akan kembali ke jaman 3 tahun lalu saat saya pertama kali menginjakkan kaki di Kota Malang ini.

Wallahu’alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun