Mohon tunggu...
Fachrur Rozi Nasution
Fachrur Rozi Nasution Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

>> Saya hanya lah kumpulan Hari - hari yang sesungguhnya jika hari berkurang maka berkurang juga umur saya. >> Saya sering menghabiskan waktu di depan layar laptop berjam-jam untuk online dan atau membaca ebook. >> Founder & CEO https://tokoandalan.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas

17 September 2013   21:32 Diperbarui: 25 Mei 2018   06:59 13223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salam Kompasiana

Didalam Al-Qur’anul Karim Allah berfirman:

Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-taubah/9: 105)

Ayat diatas adalah sebagai dalil untuk umat islam yang mewajibkan pengikutnya (Islam) bekerja. Maka sudah seharusnyalah umat islam itu bekerja. Pengertian bekerja disini adalah mencari nafkah untuk kebutuhan jasmani, baik itu berupa sandang, pangan dan papan. Didalam suatu Rasulullah sebagai panutan umat muslim diseluruh dunia bersabda: “Beribadahlah kamu, seolah-olah kamu mati besok. Dan bekerjalah kamu, seolah-olah kamu akan hidup selamanya.”

Hadits diatas adalah dalil sekaligus motivasi buat kita selalu bekerja. Jadi, jikapun ada diluar sana seseorang atau sekelompok yang selalu beribadah siang dan malam, dan masalah kebutuhan jasmani berharap belas kasih orang lain tidak sempurna juga keislaman mereka. Begitu juga sebaliknya.

Saat bekerja, ada 3 hal yang harus selalu kita ingat dan kita aplikasikan. Yaitu, kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Yang dimaksud dengan kerja keras disini adalah kita saat bekerja haruslah kerja dengan sungguh-sungguh dengan harapan hasil kerja kita ini membuahkan hasil. Namun, kerja keras juga masihlah belum cukup. Karena diluar sana ternyata banyak yang sudah kerja keras membanting tulang dengan bercucuran keringat yang mana keringatnya keluar layaknya seseorang yang barusan mandi.

Akan tetapi, hasilnya tidak terlalu memuaskan. Dan bahkan kerja keras mereka itu tidak mendapatkan hasil. Contoh orang-orang yang bekerja keras itu adalah para penambang emas. Pengumpul batu yang sudah bekerja seharian untuk mencari batu memecahkannya, namun ternyata tidak ada yang membeli batunya hari ini.

Untuk itu, selain kerja keras yang harus kita lakukan. Kita juga harus kerja cerdas. Kerja cerdas adalah bekerja dengan dengan menggunakan akal dan biasanya system bekerja ini didominasi oleh kaum intelektual dan cendikiawan atau ilmuan. Sudah seharusnya jugalah kita persiapkan diri kita dengan pengetahun-pengetahuan dibidang yang akan kita kerjakan itu. sebagaimana sabda Rasulullah dalam suatu hadits: “Tuntutlah ilmu, walau kenegeri Cina, karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Dilain hadits Rasulullah bersada: “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga keliang lahat”.

Jadi, kerja keras harus diimbangi dengan kerja cerdas, yakni harus tahu bagaimana suatu pekerjaan membuahkan hasil yang maksimal dalam waktu yang relative efektif. Demikian sebelaiknya, kerja cerdas memerlukan kerja keras. Jika suatu pekerjaan tidak dilaksanakan dengan semangat kerja kerja keras, hasilnya tidak akan maksimal. Nah, kerja kerja cerdas ini dapat kita peroleh jika kita mau menuntut ilmu alias belajar, belajar dan belajar hingga akhir hayat kita.

Perlu diketahui bahwa sekalipun kita sudah bekerja keras dan bekerja cerdas adakalanya kita belum mendapatkan hasil, karena ternyata takdir Tuhan berkata lain. Maka kita selain bekerja keras, bekerja cerdas, harus bekerja ikhlas. Firman Allah Ta’ala: 

Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Q.S. An-Nisa’/4: 125)

Firman diatas adalah contoh seorang hamba Allah (Nabi) yang bekerja ikhlas. Karena Nabi Ibrahim rela mengorbankan harta kekayaan dan status sosialnya sebagai bangsawan hanya untuk mencari ridha Allah. Dan kita sebagai umat muslim sudah seharusnya meneladani beliau bahwa selain bekerja keras, bekerja cerdas harus dibarengi juga dengan bekerja ikhlas. Bekerja ikhlas yang semata-mata hanya mengharap ridha dari Allah. Sehingga ketika kerja keras dan kerja cerdas namun belum juga mendapatkan hasil, kita tidak down dan tetap semangat untuk bekerjanya.

Kerja ikhlas disini adalah kerja hati. Perlu diketahui bahwa kerja keras, kerja cerdas belum tentu mampu bekerja ikhlas. Maka dari itu, kita juga harus melati diri kita untuk bekerja ikhlas, supaya hari-hari penuh dengan ibadah. Dan buat anda semoga menjadi pekerja keras, pekerja cerdas dan pekerja ikhlas.

 

* ) Note: tidak untuk menggurui, tulisan saya ini hanyalah renungan buat saya pribadi. Saya masih terus berproses menjadi pekerja keras, pekerja cerdas dan pekerja ikhlas.

Wallahu’alam


By: Founder & CEO Tokoandalan.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun