Mohon tunggu...
Fachrur Rozi Nasution
Fachrur Rozi Nasution Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

>> Saya hanya lah kumpulan Hari - hari yang sesungguhnya jika hari berkurang maka berkurang juga umur saya. >> Saya sering menghabiskan waktu di depan layar laptop berjam-jam untuk online dan atau membaca ebook. >> Founder & CEO https://tokoandalan.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Anak-anak Pada Zaman Sekarang Diperlakukan Seperti Majikan?

15 September 2013   20:23 Diperbarui: 25 Mei 2018   07:09 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salam kompasiana

Beberapa hari yang lalu, saya membaca artikel mantan rektor saya (Prof. Dr. Imam Suprayogo) diwebsite pribadinya. Didalam artikel beliau itu ada kalimat “anak-anak pada zaman sekarang diperlakukan seperti majikan?”. Dari sinilah saya mendapat inspirasi untuk membuat artikel dengan menjadikan kalimat tersebut sebagai judul artikel saya ini.

Saat membaca kalimat yang ada dalam judul diatas, saya lama merenungi makna dibalik itu. diperenungan saya itu, saya membuka memori masa lalu, dimana dulu saat saya masih kecil. Saya teringan saat saya masih duduk disekolah SD. Saya teringat guru-guru SD saya yang benar-benar memposisikan diri mereka sebagai pendidik. Jika saya dan murid-murid yang lain salah, guru-guru saya akan menasehati kami, bahwa apa yang kami lakukan itu adalah salah. Dan jika nasehat tersebut belum bisa merubah sikap kami, maka guru bersangkutan akan menghukum kami. hukuman yang diberikan kepada kami berpariasi dan tergantung tingkat kesalahan kami.

Bentuk-bentuk hukuman yang diberikan kepada kami saat masih SD itu adalah; berdiri didepan kelas (kadang-kadang berdiri dengan satu kaki), di jewer telinganya, dipukul pakai penggaris panjang yang terbuat dari kayu, jika rambut kami panjang dipotong (motong rambutnya acakan-acakan) dan bahkan juga berdiri dilapangan sambil menghormat bendera. Dan kami menerima hukuman itu dengan hati yang lapang. Tidak ada satupun dari kami (dijaman saya SD) yang menantang dan melawan guru. Tidak juga ada yang berani melaporkan kepada orang tua masing-masing tentang hukuman yang diberikan oleh guru kami itu. pasalnya, jikapun kita melaporkan kepada orang tua kita tentang hukuman yang didapat dari guru itu, maka orang tua juga akan memarahi kita dan bukan tidak mungkin orang tua dirumah juga akan memberikan hukuman juga.

Orang tua memberikan hukuman itu, karena orang tua sangat yakin kepada guru tenaga pendidik disekolah kami sudah bertindak dengan benar, dan mereka (orang tua) juga percaya bahwa anaknyalah yang salah sehingga dapat hukuman dari guru disekolah.

***

Sepulang sekolah (sekolah SD), saya juga tidak jarang membantu kedua orang tua saya untuk mencari makanan untuk bebek kami. jadi dirumah juga saya tidak dimanja. Begitu juga dengan anak-anak pada umumnya yang masih bersekolah dijenjang SD. Saya benar-benar bisa merasakan pahitnya kehidupan lewat didikan-didikan kedua orang tua saya juga guru saya disekolah.

***

Ingatan-ingatan saya saat masih kecil dulu saya bandingkan dengan anak-anak jaman sekarang. Bahwa diberita-berita sering kita lihat bersama bahwa ada siswa didampingi orang tuanya melaporkan gurunya kepihak berwajib (polisi), gara-gara guru menghukumnya disekolah sekolah. Padahal sesungguhnya yang salah adalah murid bersangkutan. Saya sangat yakin bahwa guru yang bersangkutan disekolah tidak ada niatan sama sekali untuk menyiksa murid bersangkutan, kecuali hanya hukuman yang diniatkan untuk memberikan efek jera, sehingga anak bersangkutan tidak mengulangi kesalahan serupa.

Namun, karena mungkin anak bersangkutan dirumahnya dimanja oleh kedua orangnya. Jadi sang murid itu melapor kepada orang tuanya. Dan orang tuanya juga terlalu over ackting sehingga mengambil tindakan penyelesaikan dengan melaporkan guru anaknya kepada pihak berwajib. Kedua orang tua bersangkutan mungkin tidak menanyakan alasan kenapa anaknya dihukum, melainkan hukumannya apa saja.

****

Anak-anak yang dididik seperti diatas menurut saya kemungkinan besarnya akan semakin membandel. Dan lama-lama kelamaan anak itu akan menjadi menjadi semacam majikan buat kedua orang tuanya. Karena apa-apa yang diminta dituruti, dan apa yang mengganggunya akan singkirkan orang tuanya. Dan anak ini tidak bisa jadi saat dia besar kelak tidak bisa bersaing dengan alasan bahwa sebelumnya dia itu mendapatkan sesuatu dengan instan dan dia juga diperlakukan layaknya majikan.

Wallahu’alam


By: Founder & CEO Tokoandalan.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun