Mohon tunggu...
rdsinta
rdsinta Mohon Tunggu... Freelancer - Content writer

| Bacalah untuk upgrade dirimu | Double Degree S1 Farmasi dan Sastra Inggris 2022, aktif dalam penulisan konten tentang berbagai informasi yang unik, menarik dan kekinian di sekitaran masyarakat | Instagram : @rdsinta_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fomo (Fear Of Missing Out) di Kalangan Gen Z

10 Juni 2023   10:40 Diperbarui: 10 Juni 2023   10:50 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fomo Via Unsplash.com 

Teknologi mengubah segalanya mulai dari kehidupan sehari-hari yang membuat kebutuhan akan teknologi menjadi kebutuhan pokok atau wajib di masa saat ini. Mulai dari handphone yang menjadi barang bawaan wajib kemanapun kita pergi. Memang tak ada salahnya jika teknologi ini benar-benar membantu dalam hal pekerjaan, urusan pendidikan bahkan kebutuhan sehari-hari yang mungkin perlu waktu dalm mengerjakannya karena dengan adanya teknologi ini apapun bisa dikerjakan dengan cepat.

Di kalangan gen Z, pemanfaatan teknologi ini sudah sangat luas penggunaannya salah satunya media sosial hal ini yang menjadikan kecenderungan gen Z mengakses informasi dengan sangat instan munculnya berbagai trend yang membayangi para gen Z ini seakan mereka harus melakukannya dan takut ketinggalan jika tidak benar-benar dilakukan. Sebenarnya jika dalam hal positif keadaan ini bisa saja membuat para gen Z menjadi lebih baik tapi bagaimana jika tren yang ada justru berdampak negatif akan sangat sulit untuk menghilangkannya. Untuk itu, tayangkan dan pilihlah konten yang bermanfaat agar tak menimbulkan pro kontra atau bahkan tren ynag dilakukan justru menjadi tidak berguna.

Fomo ini merupakan suatu istilah yang merujuk pada gambaran perasaan seseorang akan takut karena tertinggal dengan orang lain. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan seseorang melakukan tindakan kompulsif untuk menyusul ketertinggalannya. Fenomena fomo saat ini cukup banyak dilakukan para gen Z karena ketakutannya tertinggal dengan tren yang ada di media sosial hal ini memang berdampak negatif jika terus dilakukan mulai dari timbulnya rasa cemas hingga depresi jika tidak memenuhi keinginan akan tren yang ada. Oleh karena itu, kesehatan mental untuk menyikapi fenomena ini sangat perlu diperhatikan.

Walaupun memang sebagian orang ada juga yang tidak memperdulikan apa yang ada di  media sosial tapi karena media sosial ini sangat cepat informasi yang ada justru hal ini yang menyebabkan seseorang relative gampang melihat atau mengikuti kehidupan orang lain yang aktif mengunggah aktivitasnya di media sosial.

Dampak sosial yang cukup terasa yaitu adanya kecenderungan untuk membandingkan dan timbulah rasa kurang percaya diri akan diri sendiri. Menurut penelitian juga dijelaskan bahwa rasa percaya diri yang kurang ini muncul karena adanya tuntutan untuk memiliki relasi sosial yang sempurna dengan orang lain hal ini yang memunculkan ekspektasi perasaan takut tertinggal dan untuk menghindari penolakan secara sosial yang akibatnya para gen Z ini berusaha untuk diakui hanya sebatas pada postingan belaka.

Seseorang yang Fomo ada kemungkinan besar tidak bisa menikmati kehidupannya secara serius. Padahal apa yang dia jalani harusnya dia sendiri yang yakin dan percaya akan dirinya sendiri tak perlu menjadi yang orang lain inginkan, cukup jadi diri sendiri yang apa adanya namun bisa menikmati arti dan makna dari kehidupan.

Untuk mengatasi Fomo ini tak ada salahnya penggunaan media sosial dibatasi sehingga dapat membantu mengontrol diri agar lebih bisa me time untuk diri sendiri tanpa membandingkan dengan yang lain. Hal ini membantu kesehatan mental anda lebih terjaga, ubahlah fokus pada apa yang kamu miliki sekarang jangan fokus pada apa yang kurang, cari relasi atau koneksi yang nyata atau ikut komunitas yang bernilai positif agar value kehidupan lebih baik selain menambah koneksi kamu juga akan mendapatkan banyak pengalaman dari seseorang jika bertemu secara langsung. Karena realitanya kehidupan media sosial hanyalah ilusi belaka, senantiasa bersyukur dan saringlah konten yang lebih berbobot pada dampak positif kehidupan anda. Media sosial ini memang memberikan banyak manfaat jika benar-benar digunakan tapi batasilah penggunaannya apabila kamu mengalami kecenderungan Fomo akan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun