Tiap daerah memiliki cara masing-masing untuk membangunkan sahur para warganya. Ada yang mengingatkan lewat speaker masjid, bedug keliling kampung disertai instrumen yang unik dan kreatif.
Beda dengan Aceh dari tahun ke tahun cara membangunkan warganya cukup menarik perhatian karena menggunakan syair atau nyanyian khas bahasa Aceh yang menarik perhatian warganet di media sosial karena viral dan dianggap tidak biasa karena mengandalkan suara merdu, lirik dan irama yang indah khas Aceh yang membuat semua pendengarnya merasa nyaman dan semangat untuk sahur.
Irama semacam ini memang kerap dikumandangkan saat menjelang perayaan Maulid atau disebut tradisi dike. Prosesi dike ini biasa dilakukan dengan posisi duduk kadang berdiri dua barisan atau lingkaran diiringi lantunan sholawat khas budaya setempat disertai dengan pembacaan syair bersama sambil berbalas rima yang dipadukan dengan gerakan badan dan kepala yang lincah.
"Watee Ka Sahoe" ini terinspirasi dari prosesi dike tersebut sehingga mudah diterima di masyarakat dan menyenangkan ketika dinyanyikan.
Makna dari lagu yang berjudul "Watte Ka Sahoe" ini mengajak orang-orang, bapak atau ibu yang masih tidur untuk bangun mempersiapkan sahur.
Sebagian netizen di media sosial menyambut baik dan memuji cara para pemuda Aceh ini membangukan sahur karena dianggap lebih asyik dan enak didengar daripada berteriak-teriak yang terkadang mengganggu kenyamanan.
Unik bukan? Untuk melihat lebih jelasnya bisa klik cuplikannya dibawah ya. Selamat berpuasa, jangan lupa sahur ya.
