Oleh: Sinta Auradevy
NIM: 202010230311340
(Mahasiswa Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang)
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus). Emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkir (Avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi. Jika dibahas melalui sudut mental, emosi diartikan sebagai suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku.
Ketika situasi berubah secara drastis atau tiba-tiba, emosi biasanya muncul, dan perubahan ini terjadi di dalam atau di sekitar kita. Ditinjau dari beberapa aspek, emosi dapat dikategorikan bermacam-macam. Berdasarkan segi efek yang ditimbulkannya, emosi dibagi kedalam emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif adalah emosi yang selalu diidamkan oleh semua orang, seperti bahagia, senang, puas dan sejenisnya. Sebaliknya, emosi negatif adalah emosi yang tidak diharapkan terjadi pada diri seseorang. Namun, emosi ini ternyata lebih banyak melilit kehidupan manusia, dan kebanyakan dipicu oleh konflik dan stres. Contoh bentuk dari emosi negatif diantaranya adalah rasa marah, cemas, bersalah, jengkel, takut, sedih, benci, depresi, dan sebagainya.
Emosi negatif biasanya lebih sering dirasakan oleh individu-individu yang bagian belahan otak kanannya lebih aktif. Mereka biasanya lebih menarik diri serta merasa kurang puas akan hidup. Hal ini dikarenakan pada bagian otak kanan (lobus frontal dan temporal) atau Behavioral Inhibition System (BIS) terdapat fungsi untuk menstimulasi emosi takut dan muak. Belahan otak kanan juga lebih responsif terhadap rangsangan emosional.
Emosi negatif tentu dapat dirasakan siapa saja serta dapat muncul kapan saja. Namun jika munculnya emosi negatif ini tidak terkontrol, maka tetunya akan dapat berpengaruh buruk terhadap mental seseorang. Emosi-emosi negatif dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal di dalam tubuh dan memunculkan ketegangan psikis, sehigga emosi ini perlu dikontrol. Orang yang mampu mengatasi emosi negatif yang dimiliknya, tentunya akan memiliki kondisi mental yang lebih stabil dibandingkan dengan orang yang tidak mampu mengotrol emosi negatifnya.
Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mengelola emosi-emosi negatif  yang ada?Â
Mengelola emosi negatif dapat dilakukan dengan mengendalikannya dan tidak menyangkalnya saat kita merasakannya. Berikut terdapat beberapa cara yag dapat dilakukan untuk mengendalikan emosi negatif:
1. Bercerita kepada orang yang dipercaya
Saat merasa sedang mengalami keadaan atau mood yang buruk, jangan mecoba menahan beban tersebut seorang diri. Tidak ada salahnya untuk mencurahkan apa yang sedang dirasakan kepada orang yang dirasa dapat dipercaya seperti sahabat, keluarga, atau bahkan ke psikolog sekalipun. Dengan bercerita maka kamu akan mengeluarkan keluh kesah yang kamu rasakan dah hal tersebut dapat mengurangi perasaan negatif yang sedang dirasakan. Bercerita kepada orang yang tepat juga akan memberikan tambahan semangat sehingga dapat menjadi sumber kekuatan untuk menghadapi masalah yang terjadi.