Ā
Oh ya, aku tuh capek ngeladenin pertanyaan kakak tentang satu hal itu.
āKapan nikah?ā
Ā
Ih, kak Fera nggak peka! Jangankan kakak, aku aja juga pengen tahu kapan aku nikah. Masalahnya, kalo aku beneran nikah, kakak berani mbecek piroan sih? Gini ya, kak, aku kasih tahu. Kesendirian ini awet lantaran sudah dicampur borax dan formalin. Purnamaku sudah purna, kak. Bulanku itu pindah ke galaksi lain. Mungkin di sana dia udah ditemenin emas-emas 24K, maklum, dia kan penggiat dinar. Juga, dia itu emang mas-mas yang tertarik sama emas-emas.
Ā
Itu kan saran kakak juga bahwasanya infestasi yang tepat itu adalah infestasi emas, di mana kita membeli emas saat kita sela dan kita menjualnya ketika kita butuh, bukan hanya pake prinsip gambling aja, kak, biar berkah dan syariah. Tapi setidaknya mengendapkannya sekitar dua tahunan. Toh emas-emas ini juga mengalami fluktuasi iman, eh. Kakak kan mewanti-wati agar tidak tergoda om-om terutama yang ngobral infestasi nganu yang hanya mengandalkan kepercayaan. Hari gini kak, hitam di atas putih saja kadang aspal loh. Kak Fera pahamlah tentang itu.
Ā
Kakak jangan tanya terus, bulanku itu tiyang pundi? Yang jelas bukan tiyang listrik, kak. Tapi ya, gitu. Dia dan tiyang listring itu sama-sama bikin byar pet byar pet hatiku. Dia itu orangnya tegangan tinggi kak, maklum, stempelnya plat merah. Itu loh, kak, yang semboyannya āhabis gelap tidak terang-terangā.
Ā
Kak Fera juga ngadem-ngadem aku, bahwasanya jodoh itu nggak akan kemana-mana tapi mampir dulu di hati yang mana-mana. Jodoh itu juga nggak akan tertukar dengan botol kecap, paling-paling ditelikung temen, dikapling tetangga, belum keluar SIMnya (Surat Ijin Menikah), atau gagal menjadi zygote saat setelah keluar dari sarangnya. Yaaa, kan kita nggak tau kak. Jodoh itu mesteri. Dikejer dari kompasiana, blogspot, facebook, path, line, whatsaap, Ktalk, instagram atau twitter, kalo nggak cucok, ya sudahlah.