Mohon tunggu...
Singgih Mukti
Singgih Mukti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student

Undergraduate student yang kebetulan suka menulis tentang Gaya hidup, Filsafat, Psikologi, Sejarah, Science

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagaimana Rusia Bertahan dari Sanksi Ekonomi Barat?

18 Oktober 2022   20:49 Diperbarui: 18 Oktober 2022   20:49 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan militer Angkatan Darat Rusia di Ukraina timur, Sumber: reuters.com

Sejak Februari 2022, Rusia senantiasa menjadi perbincangan hangat dunia. Hal ini dikarenakan invasi Rusia terhadap Ukraina untuk membebaskan empat wilayah Ukraina yang bertujuan untuk mendemilitarisasi dan mendenazifikasi Ukraina.

Rusia yang kita tahu saat ini dahulunya merupakan negara dengan ekonomi yang boleh dikatakan cukup amburadul. Keadaan ekonomi Rusia ini dimulai dengan pecahnya Uni Soviet pada 1990-an yang mengakibatkan hiperinflasi.

Adanya transisi sistem ekonomi dari yang tadinya dikontrol penuh oleh pemerintah Uni Soviet menjadi ekonomi pasar menyebabkan pasar Rusia terkejut. Akibatnya, terjadi kenaikan harga barang dan jasa serta kelangkaan barang dan jasa dasar. Tindakan pemerintahan Rusia baru yang memberlakukan kebijakan pencetakan uang dalam jumlah besar berujung pada inflasi besar-besaran dan jatuhnya nilai mata uang Rubel.

Warga Rusia mengibarkan bendera di Gedung Putih selama perselisihan tahun 1993 antara Presiden Yeltsin dan parlemen Rusia. Sumber: lucianperkins.com
Warga Rusia mengibarkan bendera di Gedung Putih selama perselisihan tahun 1993 antara Presiden Yeltsin dan parlemen Rusia. Sumber: lucianperkins.com

Sementara itu, reformasi ekonomi dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar memunculkan para oligarki yang menguasai perekonomian Rusia. Kekacauan ini makin diperparah dengan banyaknya praktik korupsi di tubuh pemerintah Rusia saat itu.

Selama periode pertama kepemimpinan presiden Putin pada tahun 2000 menggantikan Boris Yeltsin yang menjabat dari masa runtuhnya Uni Soviet, Rusia mengalami kenaikan ekonomi yang cukup besar. Hal ini ditandai dengan naiknya pertumbuhan PDB 7% per tahun yang berhasil mengangkat ekonomi Rusia dari urutan 22 ke urutan 11 di dunia.

Pada pertengahan 2014, Rusia memutuskan untuk menganeksasi Krimea dari Ukraina, yaitu bagian wilayah yang sebelumnya diberikan kepada Ukraina pada 1954. Tindakan ini membuat Uni Eropa, Amerika Serikat, dan 36 negara lainnya menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Bentuk sanksi itu berupa pengurangan kuantitas ekspor dan impor, pengenaan otoritas tertentu pada produk ekspor yang berkenaan dengan teknologi dan pangan, serta pelarangan kerjasama perusahaan dari Uni Eropa terhadap bank Rusia dan perusahaan senjata Rusia.

Menurut perdana menteri Rusia Dimitri Medvedev, Hal ini berdampak pada kerugian ekonomi sebesar $26,7 miliar pada tahun 2014 dan $80 miliar pada tahun 2015, serta perlambatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7% PDB sebelum naik lagi sebesar 2%. Sanksi tersebut juga mengakibatkan perdagangan internasional Rusia pun mengalami penurunan sebesar 30%.

Ada banyak masalah ekonomi yang Rusia alami akibat sanksi tersebut, seperti pelarian modal, depresiasi Rubel, dan tingkat inflasi yang tinggi. Namun, setelah mengalami penyusutan ekonomi terendah pada tahun 2016, ekonomi Rusia justru mengalami kenaikan sebesar 2,81%. Bahkan, pada tahun 2022 ekonomi Rusia terus naik menjadi 4,81%. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana Rusia bisa selamat dari sanksi yang dijatuhkan Barat?

Mengutip dari artikel Foreign Policy Research Institute pada tahun 2018, terdapat empat hal yang dilakukan pemerintah Rusia untuk bertahan dari sanksi ekonomi, yaitu:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun