Mohon tunggu...
ANNA JULIANTO
ANNA JULIANTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa

orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Segar

Berbuka dengan Wajah yang Manis

21 Mei 2019   16:56 Diperbarui: 21 Mei 2019   17:25 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bagi Televisi bulan Ramadhan atau bulan puasa identik dengan bulan iklan kuliner dari syrup, roti dan berbagai makanan. Pengeluaran konsumen untuk kuliner ternyata lebih besar di bulan ramadhan dibanding di bulan - bulan yang lain. Kalau di nalar seharusnya saat bulan Ramadhan banyak orang yang berpuasa atau mengurangi makan dan minum sehingga anggaran untuk makan dan minum alias kuliner turun tapi kok anggaran untuk kuliner justeru meningkat. Anggaran kuliner meningkat karena kualitas makanan yang di sajikan meningkat dan juga kuantitas meningkat.

Kualitas meningkat karena kalau di bulan selain Ramadhan makan hanya dengan makanan yang ada di rumah alias masakan sendiri tapi kalau bulan ramadhan cari makanan di restoran atau warung makan dan juga selain makan makanan pokok juga di tambah berbagai makanan dan minuman yang lain seperti kolak, es buah atau bermacam kue.

Kuantitas bertambah karena hanya ada di bulan ramadhan ada paket buka bersama yang di tawarkan di restoran  atau warung makan bahkan banyak menawarkan diskon yang menarik. Pangsa pasar buka bersama bukan hanya keluarga muslim atau komunitas muslim saja tapi juga banyak kaum non muslim yang menyelenggarakan buka bersama untuk menghormati saudara muslimnya.

Maraknya bisnis kuliner membuat produsen makanan dan minuman menggenjot omset penjualan dengan menambah porsi iklan di televisi, radio, koran maupun internet. Dan salah satu jargon atau kata -kata iklan yang sering di dengar adalah "berbuka dengan yang manis".

Dari mana asal kata tersebut ternyata itu bukan dari hadist nabi tapi itu merupakan penjelasan dan tafsir para orang yang mengaku ahli gizi dari sebuah hadist:

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, beliau berkata "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air" (HR. Ahmad, Abu Dawud, sanadnya shahih)

Jadi berbuka dengan yang manis itu bukan sunah atau merupakan contoh dari nabi. Jadi yang paling penting adalah bagaimana ketika sudah mendengar adzan maghrib segera berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang ada di dekatnya minimal air putih bahkan minum air itu justeru termasuk sunah dari nabi jika tidak ada kurma. Dan ini juga ada hubungannya dengan salah satu doa nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam saat berbuka puasa yaitu dalam Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami': 4/209, no. 4678) [7] yang berbunyi: "Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah."
[Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki]

Yang paling penting lagi adalah dengan berbuka dengan wajah yang manis karena rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat Iman dan kesempatan untuk bisa menjalankan puasa di bulan ramadhan tahun ini sebab tahun depan mungkin kita tidak bisa menjalani karena sudah meninggal dunia atau sebab sakit berat atau halangan ( uzur ) yang tidak bisa dihindari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun