Mohon tunggu...
Sindy Aritonang
Sindy Aritonang Mohon Tunggu... Penulis - Aku menulis, maka Aku ada

Enjoying writing stuffs in my Fortress of Solitude..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Adakah Ekstensi Pendidikan bagi Si Miskin?", Menyoal Problem Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

29 April 2020   16:16 Diperbarui: 29 April 2020   17:59 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelaksanaan yang dijalankan pemerintah ini tentu merupakan guna mengamalkan amanat Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional pada UU No. 20 tahun 2003 bahwasanya sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Namun nyatanya, wajah pendidikan Indonesia belum menampakkan kemajuan-kemajuan yang berarti. Meski akses ke sekolah formal berjalan membaik, sebagian besar siswa miskin masih mengenyam pendidikan di sekolah bermutu rendah yang dicirikan dengan hasil nilai ujian nasional rendah dan berakreditasi C. Pada akhirnya siswa-siswa ini tak yang mampu bersaing dengan anak-anak yang telah mengenyam pendidikan di sekolah berkualitas bagus. Baik bersaing mendapat bangku di sekolah unggulan, maupun bersaing meraih beasiswa prestasi.

Ketika membicarakan beasiswa pun, Indonesia masih memiliki PR besar dalam soal pemerataan pemberian beasiswa. Problemnya adalah bahwa negara bukan tidak mampu memberi dana beasiswa, tetapi informasi tak terakses oleh siswa miskin. Sehingga dana yang ada lebih banyak diberikan pada anak-anak yang memang berprestasi. Kita bisa katakan bahwa anak berprestasi lebih memiliki akses untuk meraihnya. Namun bagaimana dengan anak miskin yang belum menunjukkan prestasi, tetapi masih berkeinginan untuk bersekolah tinggi?

Umumnya, beasiswa merupakan bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh oleh pemerintah, lembaga, maupun institusi-institusi tertentu yang memang memperhatikan ranah pendidikan bagi mereka yang berlatarbelakang ekonominya kurang dan berprestasi, ataupun mereka yang berprestasi meski mampu secara ekonomi. Beasiswa juga diartikan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada individu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penghargaan itu dapat berupa akses tertentu pada suatu institusi atau penghargaan berupa bantuan keuangan.

Mari kita klasifikasikan anak-anak yang secara khusus dapat menerima beasiswa:

- orang yang tidak mampu finansial namun berprestasi

- anak2 dari daerah 3T : terpencil, terluar, terbelakang

- anak yang mampu finansial dan berprestasi

Jika anak yang mampu finansial mampu mengikuti ragam suplemen pendidikan seperti bimbel (lembaga bimbingan belajar) tambahan guna menunjang pendidikan formalnya untuk dapat berprestasi; anak-anak yang tak mampu namun berprestasi mendapat prioritas dana bantuan dari sekolah, lalu bagaimana dengan anak-anak yang memang tidak mengetahui informasi beasiswa yang memang sudah dijatahkan bagi mereka para anak-anak daerah 3T?

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memang masih dalam tahap pembenahan infrastruktur dan sistem penyaluran yang tersentralisasi di pulau Jawa. Akses informasi yang sulit membuat mereka seringkali tertinggal dari anak-anak lainnya. Jika kondisi ini terus dibiarkan berlanjut, maka mereka akan sulit membalik kondisi mereka untuk lebih sejahtera.

Pola pendidikan seperti rantai yang saling berjejaring. Apapun latar belakang ekonominya, apabila seluruh anak-anak Indonesia mendapat akses pendidikan yang berkualitas, maka terjadi kompetisi pendidikan yang setara dan kondusif. Jika sedari awal anak-anak ini dibekali pendidikan yang berkualitas, mereka akan mampu bersaing baik dalam bidang prestasi maupun bidang sosial-ekonomi dengan kompetensi yang mereka miliki nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun