Mohon tunggu...
Sindy Alya Syahputri
Sindy Alya Syahputri Mohon Tunggu... Jurnalis - journalist wannabe

a little captain in galaxy far-far away.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Ibu Sebagai Sekolah Pertama yang Tidak Ada Sekolahnya

5 Desember 2020   12:47 Diperbarui: 5 Desember 2020   13:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kedekatan ibu dan anak.  Sumber gambar:unsplash/Aditya Romansa )

Ada cuplikan percakapan menarik di drama korea populer "Reply 1988" yang sedang saya tonton. Di salah satu episodenya, ayah Sung Bo Ra bertanya kepada tiga anaknya dengan bersungut-sungut karena kesal melihat mereka tidak bisa melakukan hal apapun tanpa bantuan sang ibu, "Do you think your mother will live forever?" Deg.

Pertanyaan itu memang bukan ditujukan ke saya, tapi mendengarnya mampu memacu adrenalin ketika mendengarnya. Pertama, tidak ada yang bisa membantah kalau ibu rela bekerja keras dan ikhlas berkorban agar anak-anaknya tidak merasa kekurangan satu barang apapun. Kedua, ibu selalu memastikan agar anak-anaknya menjadi orang yang lebih baik melalui kasih sayang, perhatian, dan rasa pedulinya yang tidak terbatas. Dan yang ketiga, tidak terbayangkan betapa mudah rapuhnya fondasi sebuah keluarga tanpa kehadiran beliau.

Hubungan antara ibu dan anak diakui lebih dekat dibandingkan antara ayah dan anak. Hal ini terjadi karena ibu menghabiskan waktunya lebih banyak bersama sang anak, sehingga peran ibu sebagai sekolah pertama sangat krusial dalam mendidik anak.

Tugas dan tanggung jawab dalam membesarkan, mendidik, dan merawat seorang anak barangkali adalah tugas terberat dan terbesar yang ada di muka bumi ini. Bayangkan, ia yang dulunya senang menjaga penampilan diri mulai sibuk dan lebih memprioritaskan kebutuhan anak-anaknya. Ia yang dulunya bisa melahap makanan apapun yang digemarinya tanpa merasa bersalah, kini rela memakan bagian duri ikan agar anak-anaknya bisa melahap nikmat bagian daging ikannya. Pekerjaan utamanya adalah memastikan agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak, menjadi pribadi yang berakhlak baik, dan bisa bermanfaat bagi orang banyak.

Sungguh saya mengamini bahwa menjadi ibu yang baik yang memantaskan diri untuk menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya bukanlah perkara yang mudah. Bagi ibu, mendidik anak dimulai sejak ia memikirkan bahwa di rahimnya kelak akan dititipkan keturunannya.

Jauh sebelum anak yang dikandungnya lahir, ia sudah memikirkan nutrisi terbaik bagi sang janin, belajar bagaimana menjadi orang tua melalui berbagai media pembelajaran, terlibat dalam rentetan forum keilmuan dan pendidikan untuk membesarkan sang buah hati, dan aktivitas pendukung lainnya.

Ibu saya menikah di usianya yang ke delapan belas tahun. Pendidikannya hanya sampai di Sekolah Menengah Atas. Tidak sempat mengecap bangku perkuliahan apalagi pendidikan profesi. Tapi, jangan ragukan kemampuan caranya mendidik semua anaknya. Ia bisa menjadi apa saja, mulai dari dokter, ahli gizi, polisi, seniman, koki, pengacara, hakim, jaksa, guru, konselor, badut, sampai dengan detektif bagi anak-anaknya. Baginya pendidikan formal bukan batasan dan halangan untuk menjadi pahlawan super di keluarganya.

Saya menyadari bahwa peran ibu sangat krusial dan vital dalam membekali sang anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan berani untuk menghadapi dunia yang tidak bisa diprediksi. Di tangan ajaib ibu, anak-anak dididik dengan kasih sayang tulus yang membuat mereka tumbuh menjadi manusia terdidik.

Untuk membekali diri menjadi sekolah pertama, setiap ibu harus memiliki kesadaran penuh untuk selalu mau belajar di dunia yang serba dinamis ini.

Makna kehadiran sosok ibu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun