Mohon tunggu...
Sindi Milawati
Sindi Milawati Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

JANGAN BERHENTI BERHARAP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini

4 Desember 2020   17:35 Diperbarui: 4 Desember 2020   17:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seks edukasi atau pendidikan seks merupakan kegiatan untuk mengajarkan mengenai kesehatan reproduksi. Yang pada saat ini masih menjadi sorotan warga Indonesia terkait dengan remaja dan anak-anak. Pendidikan seks pada anak usia dini menjadi salah satu tugas utama orang tua dan keluarga dalam beradaptasi dengan lingkungan. Orang tua mempunyai peranan penting dalam pendidikan seks karena dampak dari itu sangatlah merugikan sesama pihak. Oleh karena itu, saling menjaga dan berkomunikasi yang baik agar timbul hubungan sehat dalam keluarga.

Apa yang anda pikirkan tentang seks? Apakah tentang hubungan seksual yang boleh dilakukan oleh dua orang yang sudah menikah. Pengertian tersebut dapat diperoleh dari berbagai media informasi yang perkembangannya sangat pesat di Indonesia. Kebanyakan orang jika mendengar kata seks pasti mengarah ke hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. 

Pada dasarnya, hubungan seks sendiri tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, namun juga remaja dan anak-anak dapat terjadi. Lalu, bagaimana dengan nasib anak jalanan dan anak lainnya yang tidak mempunyai orang tua dan pendidikan yang layak? Sedangkan orang tua dan pendidikan memiliki peranan penting dalam mengajarkan seks edukasi atau pendidikan seks.

Sebenarnya anak jalanan itu dapat mendapatkan pendidikan yang layak atau pengajaran mengenai materi atau hal-hal yang menjadi permasalahan dini. Sekarang, banyak mahasiswa yang survei untuk memberikan pendidikan dengan cara belajar kelompok di sebuah taman atau di seberang jalan yang strategis. Dari situ, anak jalanan dapat memperoleh pendidikan dan dapat berperan aktif dalam suatu permasalahan yang berkaitan  dengan pendidikan seks. 

Sebagai mahasiswa, sudah sepatutnya memberikan pengarahan tentang pendidikan seks pada usia dini untuk anak jalanan agar mendapat pendidikan sebagaimana mestinya anak-anak lain yang mempunyai orang tua. Mahasiswa dapat dijadikan sebagai orang tua dalam masalah ini karena pada dasarnya anak jalanan itu tidak semuanya mempunyai keluarga yang utuh seperti anak pada umumnya.

Survei dari komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dilakukan pada bulan Oktober 2013 menyatakan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks diluar nikah. Yang lebih miris, 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar nikah masih berusia remaja, dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Objek dari masalah itu sendiri terdiri dari anak-anak yang berumur 14-18 tahun bahkan 20 tahun. Hal ini menjadi penyebab ketidak kesehatan dalam hubungan pribadi maupun keluarga.

Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 pasal 136-137 tentang Kesehatan Remaja, pemerintah memberikan informasi untuk remaja mengetahui seksual edukasi. Maka dari itu, orangtua harus memberi pembelajaran tentang pendidikan seks sejak dini dengan cara mencari waktu atau kesempatan yang tepat, berbicara secara jujur dan tanpa berkelit-kelit, jadikan ajang untuk berdiskusi dan bukan menghakimi, jangan hanya terbatas pada hubungan seksual namun harus meliputi informasi mengenai hubungan pacaran. Dan masih banyak lagi mengenai cara untuk mengajarkan anaknya.

Seks edukasi atau pendidikan seks dapat dipelajari dengan cara sering berkomunikasi dengan orangtua, yaitu dengan mengisi kekosongan waktu di akhir pekan. Dengan begitu, adanya momen yang tepat anak akan merasa kebutuhannya terpenuhi, dan akan menggali lebih banyak. Hal-hal yang menjadi pertanyaan akan ditanyakan, dan sebagai orang tua sudah sewajibnya memberikan edukasi atau penjelasan tentang hal yang dipertanyakan. Berikanlah respon baik untuk anak agar mereka dapat menyimpulkan hal positif dan dapat berpikir lebih luas mengenai pendidikan seks.

Peran orang tua dalam seks edukasi yaitu dengan cara membagi tugas antara ayah dan ibu. Yang mana ayah yang berperan sebagai figur laki-laki pada saat baligh dan juga ibu kepada anak perempuannya. Setelah itu, mengevaluasi pemahaman tentang materi tersebut. Orang tua harus berusaha menjadi sahabat bagi anak dalam persoalan seksual. Dengan begitu, anak akan lebih mudah terbuka tentang masalah-masalah yang sedang dihadapi mereka.

Etika pergaulan juga harus menjadi bagian yang harus dijelaskan dalam pendidikan seks (Ulwan, 2000). Pergaulan juga harus dijelaskan terutama tentang batasan-batasan pergaulan agar tidak terjadi penyimpangan seksual (Ulwan, 2000). Dalam pergaulannya, sebagai orang tua mengajari dan bertanggung jawab saat anak memasuki baligh dan bagaimana cara memilih teman dalam pergaulan yang baik. Oleh karena itu, dengan pergaulan yang baik dapat menjadi peran positif dalam kehidupan anak dan remaja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun