Mohon tunggu...
Jena Sinanda
Jena Sinanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Pencinta diksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ironi Menjelang Peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2022

30 November 2022   16:16 Diperbarui: 30 November 2022   16:20 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siklus Kekerasan dalam Rumah Tangga Sumber: dspppa.belitung.go.id

Membicarakan mengenai kekerasan terhadap perempuan rasanya tidak pernah ada habisnya. Sebagian aktivis dan kalangan yang peduli terhadap perempuan akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan keadilan bagi perempuan yang sebagian besar menjadi penyintas dalam kasus kekerasan. 

Namun, di saat yang sama dalam perjuangan keadilan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa angka kekerasan yang terjadi terhadap perempuan juga kian bertambah hari demi hari. 

Komnas Perempuan mencatat adanya peningkatan yang signifikan dalam Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terhadap perempuan sebanyak 50% dari tahun 2020 ke 2021. Kenaikan separuh angka dari tahun sebelumnya menunjukkan bahwa kekerasan terhadap perempuan masih begitu banyak terjadi di sekitar kita.

Adapun kasus kekerasan terhadap perempuan yang banyak orang ketahui karena menyangkut figur publik baru-baru ini adalah kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap penyanyi, Lesti Kejora, oleh suaminya, Rizky Billar. 

Awalnya, masyarakat sangat bersimpati dan mendukung penuh sikap yang diambil Lesti karena keberaniannya melaporkan tindakan kekerasan tersebut kepada pihak yang berwajib. Namun, yang sangat disayangkan kemudian adalah kasus tersebut berujung damai atas kesepakatan kedua belah pihak. 

Memang, kasus tersebut terjadi di dalam rumah tangga Lesti dan Billar, tetapi ketika telah terjadi KDRT, kasus tersebut tidak lagi menjadi urusan privat rumah tangga saja, melainkan menjadi urusan publik. 

Mengapa begitu? Karena dibutuhkan dukungan dan perhatian orang-orang untuk memutus siklus kekerasan yang masih mungkin akan terjadi di kemudian hari. Sekilas terlihat keputusan mereka untuk berdamai adalah jalan keluar terbaik yang mungkin telah dirundingkan dua keluarga. Namun, hal ini tidak menjadi jaminan bahwa kekerasan akan berhenti sampai di saat itu saja.

Siklus Kekerasan dalam Rumah Tangga Sumber: dspppa.belitung.go.id
Siklus Kekerasan dalam Rumah Tangga Sumber: dspppa.belitung.go.id

Selain kasus Lesti, beberapa waktu yang lalu di twitter, muncul sebuah video kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan oleh seorang pria yang tidak lain adalah suaminya. Lagi-lagi kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga dan perempuan menjadi korban kekerasan tersebut. Kejadian ini direkam oleh anak mereka dan tidak ada upaya untuk melerai penganiayaan tersebut. 

Pria tersebut memukul, menendang, mencekik leher, hingga membanting tubuh serta melempar tubuh istrinya dengan kursi. Tampak pria tersebut begitu marah dan melampiaskan emosinya karena adanya dugaan perselingkuhan yang dilakukan sang istri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun