Contoh sederhana, Durian akan lebih mahal ketika sedang tidak musim durian. Sedangkan ketika musim durian, harganya relatif lebih murah. Sebab ada begitu banyak durian yang sedang beredar.Â
Hal yang sama terjadi kepada nilai tukar uang dipasaran. Semakin banyak uang beredar, semakin rendah pula nilai tukarnya.
Ketika masyarakat memiliki uang lebih banyak dari biasanya, daya beli masyarakatpun meningkat. Sehingga mereka cenderung akan belanja. Karena masyarakat barbar dalam belanja, stock barang-barang akan habis dari pasaran.
Ketika terjadi kelangkaan barang.. harganya pun naik. Begitulah roda ekonomi terus berputar semakin kencang.
Belum lagi bank dan perusahaan financing senang mengguyur masyarakat dengan pinjaman dalam bentuk KPR, KTA, dll. Akibatnya jumlah uang yang beredar membuat masyarakat semakin hyper consumtif.
Uang lahir dari bunga-bunga pinjaman yang disebarkan.. yang juga membuat jumlah uang semakin lama semakin bertambah banyak.
Apa yang terjadi ketika jumlah uang semakin banyak? Yes... daya belinya menurun. Kita membutuhkal lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama dimasa depan.
Inilah yang disebut dengan INFLASI! Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.
21 kilogram emas tahun 1950 hanya 80rb saja
Hardjanto Tutik, warga Padang yang memenangkan gugatan utang negara tahun 1950 mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo.Â
Negara berhutang sebesar 80rb kepada orang tua Hardjanto, kalau dikonversikan dalam bentuk emas. Hutang 80rb ini setara dengan 21.1 kilogram emas. Bayangin aja.. hari ini 1 kilo emas sudah 900 jutaan. Dari 80rb ke 900jt itu jauh banget lohh
Artinya inflasi menggerogoti uang kita begitu parahnya.Â