"Saya tidak keberatan kalau kamu mengatakan pada orang kamu saudara MK," kata Mrs. M suatu waktu. Tuanku sedang menyusuri lantai 1 pusat perbelanjaan ternama di bundaran Thamrin. Bertiga, Mrs. M, MK, dan Tuanku baru saja menghabiskan makan siang di restoran hotel bintang lima di kompleks bangunan yang sama. Tuanku tersenyum
     "Saya sudah melakukannya. Sekedar untuk menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu," jawab Tuanku
     "Saya tahu itu. Orang-orang di sini terlalu ingin tahu dan itu sangat mengganggu," ujar Mrs. M. Tuanku mengangguk.
     "Apa pendapatmu tentang makan siang tadi?"
     Tuanku merapatkan ujung ibu jari dan jari telunjuk, menandakan sangat puas. Wajahnya menampakkan kegembiraan.
     "Pengalaman lainnya yang luar biasa," ujarnya, "Saya bahkan melihat bintang sinetron favorit sedang makan siang juga, dan berpapasan dengan binaragawan terkenal di lift," lanjutnya.
    "I thank you so much for this experience. Another WOW one."
     Mrs. M tersenyum, "Jangan berpikir itulah gaya hidup kami. Pengalaman seperti ini tidak pernah kami alami di negara kami. Terlalu mahal. Kalau di sini, ya biaya hidup di sini sangat murah sehingga kami bisa bergaya hidup seperti ratu atau raja," ungkap Mrs. M
     Tuanku mengangguk. Ia tidak seratus persen mengerti apa yang diungkapkan majikannya. Pengalaman selama ini tinggal di keluarga ini, kemewahan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Apakah karena mereka bule maka mereka mendapatkan penghargaan yang lebih atau memang karena kemampuan mereka sehingga mereka berpenghasilan yang sanggup membiayai gaya hidup luar biasa. Tidak dipungkiri, berjalan bersama dengan bule acapkali Tuanku juga mendapatkan perlakuan dan penghormatan yang berbeda.
    "Sekarang kita  tidak banyak jalan, ya." Aku berkata pada kembaranku. Taksi biru dengan logo bergambar burung membawa kami ke stasiun gambir. Kereta akan membaca kami kembali ke Bandung setelah seharian menyinggahi beberapa tempat -- medical scheme, butik, pusat perbelanjaan dan amusement  park.
    "Iya, kadang aku kangen Tuan kita mengajak kita menyusuri gang, trotoar. Kotor-kotoran dengan debu . Sekarang, seringnya malah kaku dan kedinginan. Kemana-mana mobil ber-ac."