"Again, your mark is not satisfying." Aku menyerahkan lembaran tes. Gadis itu hanya tertunduk sambil menerima kertas. Aku tidak tahu apa yang ada di benaknya. Terutama tentang Bahasa Inggris. Seberapa sulit pelajaran ini sehingga seringkali nilai-nilainya mendekati KKM.
*****
"Maaf, Pak." Sapaan itu mengembalikan kesadaranku.
"O ya, bagaimana? Lanjut?" tanyaku.
"Hmm, kalau boleh kami minta istirahat dulu. Sambil menunggu peserta berkumpul," jawabnya.
Aku menatap Yulia yang bercucuran keringat. Siswa yang selama ini hanya kuketahui dalam pelajaran Bahasa Inggris menunjukkan sisi berbeda sebagai pengurus OSIS.
"Bagaimana Ms. Vidya?'"tanyaku pada rekan juri debat.
"Baik juga kalau istirahat. Saya juga mau ke kantor guru dulu."
Aku menoleh pada Yulia, "Kita break saja dulu," ujarku.
Sementara Ms. Vidya ke kantor guru, aku menghitung perolehan skor debat tim-tim yang sudah bertanding.
"Kak Yulia istirahat dulu mendingan. Biar Fina saja yang cari peserta." Aku menguping pembicaraan Yulia dan temannya. Panggilan kakak membuatku tersenyum. Pastinya dua siswa bersama Yulia masih kelas 7.