Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ali

23 Februari 2021   14:40 Diperbarui: 23 Februari 2021   14:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

         "Papa mama jadi berpisah." lanjutnya lirih. Wajah Ali menjadi muram. 

Tenggorokanku tercekat. Aku menelan ludah. Meskipun Ali pernah menceritakan permasalahan keluarganya, tetap saja kabar perpisahan itu membuatku miris dan sedih. 

         "Jadi?" kataku terhenti.

        "Saya ikut mama ke Palembang. Life must go on. Itu perkataan Bapak dulu, waktu saya tidak naik." Anak laki-laki itu mencoba tersenyum. 

        "Be brave. Be strong. Be a big boy. Dulu juga Bapak berkata begitu." 

       "Sekarang saya bukan lagi a big boy. Tapi a man. Sekarang saya menjadi a man bagi mama saya. Siapa lagi yang akan melindungi dia," ujarnya setengah terisak. 

Tak kuasa menahan haru aku memeluknya.

        "It's not fair for you, Ali," pikirku sambil mencoba menenangkan remaja tanggung yang baru beberapa minggu di kelas 9. Dan tentunya menenangkan diriku yang larut dalam cerita Ali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun