Mohon tunggu...
Simatupang Napogos
Simatupang Napogos Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aktif menulis dan pengamat masalah sosial. Juga menjadi Anggota PPPSU Medan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Matematika Menjadi Termudah bagi Siswa

15 Maret 2023   11:15 Diperbarui: 15 Maret 2023   11:24 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumen www.hipwee.com)

Dahulu berhitung ( matematika sejak tahun 1976 ) merupakan pelajaran yang paling sulit dan memusingkan kepala. Hampir semua siswa tidak menyukai pelajaran matematika dengan berbagai faktor. Kemungkinan suasana kelas tidak menyenangkan, gurunya killer, siswa tidak berminat, dan lain lain. Hal inilah yang muncul dan menjadi penyebab tidak berkembangnya pengetahuan siswa waktu itu. Dan ini menjadi catatan tersendiri bagi guru matematika atau fakar matematika untuk mencari solusi tepat. Namun bukan hanya dengan menyerahkan siswa untuk mengikuti les atau bimbel diluar sekolah karena ini menjadi tanggung jawab mereka.

Pelajaran matematika itu sebenarnya sangat mudah dan mengasikkan asalkan kita mengetahui trik mempelajarinya. Inilah yang harus dimunculkan guru matematika dalam mengajak siswa menyenangi pelajaran tersebut. Kita jadikan pelajaran matematika menjadi idola siswa dan paling disukai. Pelajaran matematika itu lebih mudah dari pelajaran bahasa , pelajaran ilmu sosial, dan lainnya. Karena siswa akan lebih mudah mempelajarinya dengan catatan berikan motivasi kepadanya untuk menyukai pelajaran matematika.

Guru matematika harus menjadi pelajaran matematika berdasarkan fakta bukan hafalan, sebagai contoh siswa tidak diajak menghafal rumus dan operasi perkalian namun diajak menemukan rumus dan trik cepat operasi perkalian. Guru matematika harus mengajak siswa memahami dengan percobaan  bukan dengan pemberian dari guru, seperti logika matematika. Marilah kita mengajak siswa belajar matematika berdasarkan pola kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak, dan abstrak. Sehingga siswa SD/MI, SMP/MTs , dan SMA/SMK  diajak belajar berdasarkan tingkat berfikirnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun