Mohon tunggu...
Vsiliya Rahma
Vsiliya Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka bermain dengan kata (🕊ϚìӀѵìą འ ą հʍ ą ա ą է ì🕊)

Manusia yang tak luput dari dosa dan hina

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Petani Desa

6 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 7 Desember 2020   02:30 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari kala itu bersinar terik di pagi hari

Ketika para petani menanam rumput hijau dengan gerakan mundur

Bulir keringat bercucuran membasahi tubuh mereka

Hanya kerucut anyaman bambu di kepala yang melindunginya

Itu pun tak sepenuhnya

Sorak gembira menggema ketika musim panen raya telah tiba

Senyum hangat secerah rembulan malam menghiasi wajah para petani desa

Hanya menghitung detik

Menunggu giliran untuk mengambil hasil kerja keras mereka

Namun, semua harapan hancur dalam satu malam

Ketika para hewan sialan yang suka mengerat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun