Mohon tunggu...
Silvinia Nurlaili
Silvinia Nurlaili Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

MAHASISWA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekolah Berbasis Pondok Pesantren, Siapa Takut?

2 Oktober 2017   04:40 Diperbarui: 2 Oktober 2017   05:15 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak yang bilang bahwa sekolah di pondok pesantren hanyalah untuk anak-anak nakal, padahal sebenarnya itu tidak benar. Di pondok pesantren karakter serta perilaku kita dibentuk sesuai dengan kaidah-kaidah islam dan juga kita merasa aman dari pergaulan zaman sekarang yang bebas.Kita juga dibiasakan hidup mandiri dan cara untuk membagi waktu.

Di pondok pesantren kita dapat mempelajari pelajaran islam seperti pelajaran B.Arab, Fiqih, Aqidah, Saraf, Nahwu dan pelajaran bahasa arab lainnya. Pelajaran-pelajaran tersebut tidak bisa kita dapatkan di sekolah-sekolah yang tidak berbasis pondok pesantren. Kemudian kita juga bisa menghafal Al Quran dan Hadist sehingga mereka dapt menjadi seorang hafidzul quran dan memberikan kita mahkota kelak disana.Amin.

Dipandang dari segi akhlak, anak yang berasal dari berasal dari pondok pesantren memiliki keagungan akhlak. Keagungan akhlak ini maksudnya mereka mempunyai akhlak-akhlak yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah islam.

Selain itu kita akan mendapatkan teman yang berasal dari daerah-daerah lain sehingga teman-teman kita tidak hanya bersal dari daerah itu saja dan kita juga dapat mempelajari bagaimana budaya di daerah teman kita yang berasal dari daerah lain.

Untuk para orangtua banyak sekali manfaat yang dipat oleh anak kita saat mereka masuk pondok sehingga para orangtua jangan takut untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren agar mereka dapat mempelajari pelajaran-pelajaran islam yang tidak dapat di sekolah yang tidak berbasis pondok pesantren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun