Mohon tunggu...
Silvia NazmaZahira
Silvia NazmaZahira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Santri untuk Negeri

16 Oktober 2022   05:15 Diperbarui: 16 Oktober 2022   06:25 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak kalangan masyarakat yang belum tau tentang apa, siapa, bagaimana kapan dan mengapa santri dan pesantren bertumbuh di negeri ini. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba kembali menggelitik alam fikir kita, apa makna sebenarnya santri dan pesantren itu sendiri. Sehingga semua kalangan menjadi sadar bahwa ada yang salah dengan oknum negeri ini terhadap keberadaan santri dan pesantrennya.

Pada masa sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Istilah santri sudah dikenal luas oleh masyarakat. Santri diidentikkan dengan orang- orang yang mondok di pesantren. Pada masa lalu kaum santri sudah dilihat sebagai bagian penting dari penduduk Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Pada masa modern ini, peran santri tetap penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Perjuangan kaum santri tidak dapat dipandang sebelah mata. Berdirinya republik ini pun banyak diperjuangkan kaum santri. Maka dari itu, sangat disayangkan apabila terdapat peraturan dan hukun di negeri ini yang merugikan kaum santri dan umat islam secara luas. Perjuangan menegakkan kalimat Allah pun terlihat jelas sebagai perjuangan kaum santri. Terdapat dua tantangan ulama' bagi kaum santri pada masa kini, pertama adalah sitgma buruk pada agama islam dan kedua adalah redikalisasi dan terorisme yang menyasar kaum santri.

Selanjutnya santri dan pesantren tidak bisa dipisahkan begitu saja bahkan lebih dari pada itu, sampai sejarah berdirinya bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran dan perjuangan pesantren. Sejak masa awal kedatangan Islam, terutama pada masa walisongo hingga masa penjajahan belanda, masa kemerdekan hingga kini, persantren telah menyumbang sejuta jasa yang tak ternilai harganya bagi Indonesia terutama kepada pengembangan agama Islam.

Sebut saja Raden Fatah, Raja pertama Demak adalah salah satu santri di Pesantren asuhan Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus yang merupakan panglima perang kerajaan Demak adalah generasi awal santri Pesantren yang perannya dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar.

Perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak lepas dari peran para ulama dan para santri. Hal tersebut tidak dapat diragukan lagi karena pada tanggal 22 Oktober 1945 dalam merespon Agresi Militer Belanda kedua di Indonesia dibawah kepemimpinan Hasyim Asy'ari sesepuh pendiri Nahdlatul Ulama mengeluarkan fatwa untuk berjihad'. Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Selain itu, moment peringatan Hari Santri Nasional, dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama. Pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional merujuk pada peristiwa bersejarah tanggan 22 Oktober 1945 saat Pahlawan Nasional KH Hasjim As'ari membacakan seruan kepada Umat Islam untuk berjuang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin kembali menjajah Republik Indonesia.

Fatwa jihad tersebut seketika menggelorakan semangat juang rakyat Indonesia dari seluruh penjuru Tanah Air, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'ari mempunyai esensi bahwa berjuang mempertahankan kemerdekaan merupakan kewajiban agama. Pengakuan pemerintah terkait dengan sejarah tersebut diwujudkan dalam bentuk penetapan Hari Santri Nasional. Sebuah moment penting untuk mengenal sepak terjang santri dan umat Islam mewujudkan keyakinannya bahwa "Hubbul Wathan min al- Iman" Mencintai tanah Air bagian dari Iman

Peringatan Hari Santri Nasional di Indonesia sudah dilakukan sejak Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional. Adapun pemilihan tanggal 22 Oktober sebagai perayaan Hari Santri Nasional didasarkan pada tanggal ketika K.H. Hasyim Asy'ari menyerukan ajakan jihad, yang kemudian disebut sebagai Resolusi Jihad, untuk melawan tentara sekutu pada 22 Oktober 1945.

Meskipun merupakan hari perayaan bagi santri, Hari Santri Nasional sebenarnya tidak merujuk ke kelompok tertentu saja. Dilansir dari pariamankota.go.id, Hari Santri Nasional sebenarnya merupakan perayaan bagi semua orang yang mengalir aliran darah merah putih dan napasnya menyerukan La ilaha illallah. Hal tersebut tidak terlepas dari konteks penyeruan Resolusi Jihad oleh K.H. Hasyim Asy'ari yang merupakan ajakan untuk berjuang demi bangsa dan negara.

Diperingatinya Hari Santri Nasional juga sebagai bekal bagi para santri pondok pesantren zaman sekarang untuk selalu berbenah diri, memperbaiki kualitas diri demi kemajuan bangsa Indonesia. Selain itu, ditetapkannya Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober karena bertepatan dengan resolusi jihad KH Wahid Hasyim, seorang pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), seruan jihad ditujukan kepada seluruh umat Islam yang ada di Indonesia untuk berjihad melalui peperangan melawan penjajah yakni pasukan sekutu yang akan diboncengi tentara NICA yang kembali ke Indonesia untuk menjajah lagi. Adapun isi dari jihad KH Wahid Hasyim Asyari adalah:

Hukumnya memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu ain bagi tiap tiap orang Islam

Hukumnya orang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta komplotannya adalah mati syahid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun