Mohon tunggu...
Silviana Eka Dewi Hapsari
Silviana Eka Dewi Hapsari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sosiologi

Berusaha yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sumpah Pemuda, Sumpah Masa Lalu?

26 November 2017   10:32 Diperbarui: 26 November 2017   10:47 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bodo amat lah, ga ngaruh juga sama hidup gua. Toh gua makan nyari duit sendiri.

Yap ini benar terjadi seperti apa yang dialami penulis.

Kedua, literasi panjat diri. Pemuda jenis ini pengetahuannya bisa diacungi jempol. Mengkritisi negeri dengan berbagai cara, contohnya dengan cara menulis dan debat dikelas. Mengapa debat dikelas digaris bawahi? Karena pemuda jenis ini kebanyakan mengerti dan memahami hanya untuk penilaian dikelas. Dan kebanyakan  pemuda jenis ini jika diajak diskusi diluar kelas dengan berbagai macam alibi menjawab tidak. Namun pemuda jenis ini lebih baik daripada pemuda jenis pertama tadi, setidaknya pemuda ini tau negerinya sedang tidak baik-baik saja.

Ketiga, peduli namun tak mengerti. Pemuda jenis ini harus dijaga baik-baik. Sebagian pemuda jenis ini hanya ikut-ikutan. Nah karena berawal dari ikut-ikutan, pemuda jenis ini tak tahu dasar permasalahannya, dikhawatirkan pemuda ini menerima informasi tanpa disaring. Dan sebagiannya lagi akan banyak mengikuti diskusi untuk mendapatkan informasi yang fakta dan aktual. Setidaknya peduli saja dulu, masalah informasi bisa didapat dengan mudah dengan cara searching ataupun diskusi.

Keempat, idealis. Pemuda ini lah yang menjadi garda terdepan dalam pergerakkan. Literasi bukan panjat diri yang diinginkan hanya mampu menyuarakan kegelisahan dalam hati. Mengkritisi dengan tujuan pembangunan negeri. Merangkul pemuda lain yang ingin bergerak namun tak memiliki wadah. Yang meneriakkan Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! dari dalam hati dan membuat hati yang lainnya bergetar hebat. Pemuda yang memiliki planning-planning hebat untuk Indonesia kedepannya.

Hidup adalah pilihan, Bung. Tinggal pilih mau jadi pemuda jenis keberapa. Jangan jadikan sumpah pemuda hanya jadi sumpah masa lalu. Negeri ini milik semua yang bernaung dibawahnya, bukan hanya milik mereka yang berkuasa. Bergerak maupun diam adalah kontribusi untuk negeri, entah kontribusi yang berbuah baik atau buruk nantinya.

Untuk kata terakhir penulis, getarkan hati dengan menyanyikan lagu pemersatu pemuda khususnya mahasiswa dari Sabang sampai Merauke, totalitas perjuangan

Kepada para mahasiswa

Yang merindukan kejayaan

Kepada rakyat yang kebingungan

Di persimpang jalan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun