Mohon tunggu...
Silvi Enggar Budiarti
Silvi Enggar Budiarti Mohon Tunggu... Lainnya - Staff

Badminton lovers | Korean enthusiast | Love traveling, sight seeing, and wandering

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kompetisi Video Dia Ibu, Apresiasi Terhadap Kasih Sayang Seorang Ibu

18 Januari 2018   18:28 Diperbarui: 18 Januari 2018   18:39 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelukan seorang ibu yang selalu dirindukan anak - foto diambil dr Bernas.id

" Ibu, hanya dengan aku memanggil namamu, kenapa hati ini sakit seperti ini ? Kau sudah memberikanku segalanya. Sosok yang sangat berharga, yang sangat cantik dibanding siapapun. Itulah kau, ibuku" penggalan arti dari lirik lagu korea yang dibawakan oleh Ra.D yang selalu berhasil membuat mata saya berkaca-kaca ketika mendengarnya.

Mendengar atau menceritakan tentang ibu biasanya saya suka merasa sensitif apalagi kalau sedang menyimak muhasabah mengenai ibu. 

Mengingat hal-hal yang sudah banyak diberikan oleh ibu dan apa yang sudah saya lakukan untuk ibu termasuk saat berselisih pendapat, kadang membantah  rasanya masih tidak ada apa-apanya dan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang sudah dilakukan oleh sosok seorang ibu. Sama halnya ketika saya menonton film bertema keluarga khususnya yang fokus ke ibu, tidak jarang saya menahan tangis atau bahkan keluar bioskop dengan keadaan mata yang sembab.  

Aku Ingin Ibu Pulang

Bicara tentang film dengan tema keluarga, tanggal 16 Desember 2017 lalu dan saat itu dalam rangka menyambut Hari Ibu, KOMiK mendapat kesempatan nonton bareng film Aku Ingin Ibu Pulang yang diselenggarakan oleh Desa Anak SOS bertempat di Kinosaurus.  Aku Ingin Ibu Pulang merupakan film keluaran tahun 2016 garapan rumah produksi Maxima Pictures yang disutradari oleh Monty Tiwa dan berhasil membuat saya mengeluarkan air mata.

Berlatar belakang sisi lain dibalik gemerlapnya kehidupan di Jakarta, terdapat sebuah keluarga kecil yang hidup sederhana. Scene awal menampilkan Andi F. Noya yang sedang siaran Kick Andy dengan bintang tamu seorang anak SD, Jempol Budiman (Jefan Nathanio) yang mencari ibunya. 

Dikisahkan bapak Jempol yang bernama Bagus (Teuku Rifnu Wikana), seorang buruh bangunan mendapat musibah kecelakaan kerja hingga dirinya tidak produktif lagi dan hanya mampu berbaring di tempat tidur. Sang istri,  Satri (Nirina Zubir) terus membujuk suaminya untuk berobat namun Bagus menolak karena berpikir jika biaya berobat dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Satri yang seorang karyawan di toko obat Cina akhirnya membawakan obat dari toko tersebut untuk perawatan luka suaminya.

Jempol & bapaknya - foto diambil dari Tribun Style - Tribunnews.com
Jempol & bapaknya - foto diambil dari Tribun Style - Tribunnews.com
Jempol yang sedang libur sekolah diamanatkan oleh ibunya untuk menjaga dan merawat bapaknya selagi ibunya bekerja. Namun karena tidak mendapatkan pengobatan yang semestinya, luka Bagus tak kunjung sembuh dan makin parah. 

Kondisi keuangan juga makin terhimpit namun Satri tetap ingin membawa suaminya berobat ke rumah sakit. Hingga akhirnya Satri rela mencuri uang di toko tempat ia bekerja. Perbuatan Satri diketahui oleh suaminya dan membuat keduanya bertengkar hebat hingga Satri memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. 

Adegan Jempol hampir melewati garis finish - foto diambil dari tabloidkabarfilm.com
Adegan Jempol hampir melewati garis finish - foto diambil dari tabloidkabarfilm.com
Sejak saat itu, Jempol sendirian merawat bapaknya dan dia pun membantu mencari uang. Sampai suatu ketika ada perlombaan lari dan Jempol memutuskan untuk mengikutinya dan berharap hadiah  yang berupa uang dapat digunakan untuk pengobatan bapaknya. 

Perlombaan  tersebut juga dimanfaatkan Jempol untuk mencari ibunya dengan mengalungkan foto dan informasi mengenai Satri. Sudah hampir sampai di garis finish, Jempol mendapat kabar bahwa bapaknya meninggal dan akhirnya dia memutuskan tidak menyelesaikan lomba tersebut dan segera pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun