Mohon tunggu...
Silvester Detianus Gea
Silvester Detianus Gea Mohon Tunggu... Penulis - "Menulis untuk mengingat, merawat, dan mengabadikan." [Silvester D. Gea]
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah menulis buku bersama Bernadus Barat Daya berjudul “MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara” (YAKOMINDO, 2017), Menulis buku berjudul "Mengenal Budaya dan Kearifan Lokal Suku Nias" (YAKOMINDO, 2018). Saat ini menjadi Wartawan komodopos.com (2018-sekarang). Penulis dapat dihubungi melalui email: detianus.634@gmail.com atau melalui Facebook: Silvester Detianus Gea.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Negawan Sejati Vs Negarawan Abal-abal

19 Mei 2019   21:53 Diperbarui: 19 Mei 2019   22:01 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://tribunasia.com 

Negarawan sejati adalah dia yang gentle dan berjiwa besar menerima kekalahan. Tidak ngotot menang jika memang kalah. Tidak mendeklarasikan diri menang sebelum pengumuman. Negarawan sejati juga tidak berbicara seperti kanak-kanak. Tidak bicara tanpa data dan sumber yang valid. Ia tidak suka mengklaim diri sebagai pemenang, karena ia tahu aturan. Ia juga memiliki wibawa, rasa malu ketika berbicara gegabah. Lebih dari itu ia memberi teladan kepada masyarakat. Ia menjadi panutan dan teladan dalam kesabaran, keteduhan dan kewibawaan. Ia tidak garang bak singa yang mengaum-ngaum. Ia tetap rendah hati dan berpikir sebelum bicara. Tidak mudah emosi dan mengutarakan kata-kata kasar. Ia selalu menjaga diri karena yakin bahwa segala tindak tanduknya menjadi pusat perhatian masyarakat.

Negarawan sejati adalah dia yang menjamin kedamaian masyarakatnya. Dia yang tidak mengundang kemarahan orang lain. Dia yang tidak berusaha menghancurkan rumahnya sendiri karena tingkah lakunya. Ia terus merawat dan menjaga rumahnya, rumah yang telah diwariskan oleh para pendahulu yaitu NKRI. Dia yang tidak mengizinkan kelompok anti Pancasila dan anti NKRI menumpang dalam aksi gegabahnya. Negarawan sejati selalu mawas diri, nasionalis dan gigih mempertahankan kesatuan NKRI seperti cita-cita para pahlawan.

Sebaliknya, negarawan abal-abal adalah kanak-kanak ingusan. Ia haus pengakuan, merengek dan meminta perhatian masyarakat meskipun tindakan yang dilakukan sangat memalukan. Negarawan abal-abal mudah emosi, berkata kasar dan rakus terhadap kekuasaan. Baginya kekuasaan adalah segalanya meskipun taruhnya adalah nyawa masyarakat. Ia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. Ia tidak segan-segan membiarkan kelompok anti Pancasila dan anti NKRI berkeliaran dan bahkan menjadi pendukungnya. Ia bagai 'Yudas Iskariot' yang menjual harga dirinya, harkat dan martabatnya. Bahkan ia berusaha menghancurkan 'rumahnya sendiri' yaitu NKRI. Itu semua dilakukan demi meraih kekuasaan.

Negarawan abal-abal tidak akan memikirkan keamanan masyarakat. Ia selalu membuat kegaduhan. Setelah itu, berusaha cuci tangan atas ulahnya sendiri. Negarawan abal-abal tidak tahu malu. Tidak mampu menerima kenyataan bahwa rakyat tidak memilih dia sebagai pemimpin. Dengan PEDE ia mendeklarasikan diri sebagai pemimpin. Namun itu hanya mimpi, mimpi di siang bolong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun