Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pemanfaatan teknologi yang tinggi, di mana masyarakat semakin tergantung pada perangkat digital untuk mendukung aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, belajar, dan berkomunikasi. Kemajuan ini membawa banyak manfaat, tetapi juga dapat menimbulkan risiko jika penggunaannya tidak terkontrol. Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan digital, gangguan tidur, menurunnya interaksi sosial. Serta meningkatnya stress dan kecemasan.
Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam pemanfaatannya, seperti membatasi waktu layar, menerapkan kebiasaan digital yang sehat, menjaga interaksi sosial di dunia nyata, serta melakukan digital detox secara berkala. Dengan menerapkan langkah-langkah bijak ini, teknologi dapat tetap menjadi alat yang mendukung kesejahteraan tanpa mengorbankan kesehatan mental kita.
Dampak Penggunaan Teknologi terhadap Kesehatan Mental
Penggunaan teknologi yang berlebihan, terutama layar, menimbulkan beberapa risiko bagi kesehatan mental. Risiko-risiko tersebut dapat dilihat sebagai berikut
- Masalah kognitif dan perilaku
Penggunaan teknologi menatap layar yang berlebihan telah dikaitkan dengan gangguan kognitif, termasuk berkurangnya rentang perhatian dan defisit fungsi eksekutif. Fungsi eksekutif mencakup keterampilan dalam pengambilan keputusan, melakukan perencanaan, pengendalian impuls, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah. Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang menghabiskan banyak waktu di depan layar mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan menyelesaikan tugas yang memerlukan pemikiran mendalam (Lopez, 2024).
- Efek emosional dan psikologis
Penggunaan teknologi yang berlebihan juga berdampak signifikan pada kondisi emosional dan psikologi seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh seseorang di depan layar, semakin tinggi tingkat kecemasan, depresi, serta ketidakstabilan emosional yang dialaminya. (Putera, 2024). Selain itu, meningkatnya ekspektasi sosial dalam dunia digital, seperti tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, dapat menyebabkan rasa tidak aman dan memburuknya kepercayaan diri.
- Gangguan kondisi tidur
Paparan cahaya yang timbul dari layar sebelum tidur dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur dan penurunan kualitas istirahat.
- Penurunan produktivitas
Distraksi dari media sosial dan notifikasi dapat menghambat fokus dan produktivitas dalam pekerjaan maupun studi, hal ini membuat seseorang sulit menyelesaikan tugas dengan efektif.
- Interaksi antara kecanduan digital dan kelelahan digital
Kecanduan digital dan kelelahan digital merupakan dua kondisi yang saling terkait dan sering kali memperburuk satu sama lain. Individu yang mengalami kecanduan digital cenderung menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan perangkat elektronik tanpa menyadari dampak negatifnya terhadap kesejahteraan mental dan fisik.