Mohon tunggu...
silvani dmk
silvani dmk Mohon Tunggu... Guru - Silvani Lika Aprilia Damanik

Dream | Create | Inspire (Find me on social media @silvanidmk_)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TAK MASUK 10 BESAR, PEMATANGSIANTAR HARUS BANYAK BELAJAR

28 Februari 2021   16:17 Diperbarui: 28 Februari 2021   16:27 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih jelas di ingatan bahwa Tahun 2015 Lalu Pematangsiantar pernah menjadi kota paling toleransi se-Indonesia versi SETARA institute yaitu sebuah organisasi non-profit yang fokus pada isu toleransi, keberagaman, demokrasi dan solidaritas. Studi yang dilaksanakan SETARA Institute ini melibatkan 94 dari 98 kota di Indonesia yang di mulai sejak tahun 2015 lalu dan masih terus berjalan hingga saat ini.

Hal ini tentu menjadi sebuah Prestasi yang patut dibanggakan untuk Pematangsiantar, karena mengingat banyaknya kasus SARA yang terjadi di Indonesia pada saat itu yang menimbulkan banyak pertikaian, namun Pematangsiantar mampu menunjukkan bahwa keberagaman dan saling menghargai adalah kunci dari perdamaian. Perlu diketahui juga bahwa kota dengan jumlah penduduk yang beragama Kristen sebanyak 51.25% (Kristen Protestan 46.54n Katolik 4.71%) dari 247.411 jiwa penduduk. penduduk beragama Islam mencapai 43.90%. Selebihnya agama Buddha 4.36%, Konghucu 0.01n Hindu 0.11%. (Data BPS Sensus 2015) sangatlah mencintai perbedaan, terbukti dengan banyaknya tempat ibadah setiap agama yang kokoh dan megah hingga perayaan keagamaan yang hampir sama meriahnya antara agama yang satu dengan agama lainnya tanpa menimbulkan persinggungan apapun.

Namun sangat disayangkan, ditahun-tahun berikutnya peringkat Pematangsiantar menurun menjadi peringkat kedua dan ketiga, bahkan pada tanggal 25 Februari 2021 lalu nama Pematangsiantar tidak ada didaftar 10 besar kota toleransi di Indonesia. Benar, SETARA institute baru saja merilis Indeks kota toleran (IKT) 2020 dengan hasil kota Salatiga di Jawa Tengah lah yang berada di urutan pertama, berikut 10 kota besar paling toleransi di Indonesia versi SETARA institute :

  • Salatiga, skor 6,717
  • Singkawang, skor 6,450
  • Manado, skor 6,200
  • Tomohon, skor 6,183
  • Kupang, skor 6,037
  • Surabaya, skor 6,033
  • Ambon, skor 5,733
  • Kediri, skor 5,583
  • Sukabumi, skor 5,546
  • Bekasi, skor 5,530

Hal ini tentu membuat banyak orang bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab kota Pematangsiantar bisa terlempar dari 10 besar kota paling toleransi di Indonesia? Veryanto Sitohang, aktivis keberagaman Sumatera Utara mengatakan bahwa ada tantangan toleransi yang sedang terjadi di Pematangsiantar, seperti penolakan pembangunan patung Sangnaualuh di lapangan Adam Malik pada tahun 2018 lalu, kemudian pemidanaan empat nakes RSU Djasamen Saragih sejak akhir tahun 2020 hingga menjadi perhatian publik di awal tahun 2021 ini.

Selain itu, Halili Hasan, Direktur Riset SETARA Institute berujar bahwa pengurangan nilai sebagai kota toleransi diakibatkan oleh minimnya anggaran atau kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah untuk mempererat kerukunan, seperti promosi toleransi ynag kalah progresif dibanding kota-kota lain, seperti kota Salatiga misalnya.

Semoga dengan banyaknya hal telah terjadi dapat membuat pematangsiantar banyak belajar sehingga dapat mengembalikan posisinya sebagai kota paling tolerans pada tahun-tahun berikutnya.

Horasss...!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun