Mohon tunggu...
silvani dmk
silvani dmk Mohon Tunggu... Guru - Silvani Lika Aprilia Damanik

Dream | Create | Inspire (Find me on social media @silvanidmk_)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Silvani Damanik: UU Ciptaker Bukanlah Jawaban Atas Keresahan Rakyat

7 Oktober 2020   20:44 Diperbarui: 7 Oktober 2020   22:56 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rancangan undang-undang ciptaker yang baru saja disahkan pada rapat paripurna senin lalu benar-benar seperti mimpi disiang bolong, UU ini meresahkan hampir semua kalangan, tak terkecuali para Mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja.Silvani Damanik, Sekretaris PC IMM Pematangsiantar dalam hal ini mengatakan bahwa "saya yang baru saja menyelesaikan kuliah. Yang akan dan pasti terjun kedunia pekerjaan, yang akan menjadi buruh selama saya masih bekerja di perusahaan milik orang lain merasa sangat geram akan sikap ugal-ugalan yang dilakukan para wakil rakyat (katanya). ditengah pandemik yang belum terselesaikan ini bagaimana bisa mereka yang harusnya mensuarakan aspirasi rakyat, mendengar keluh kesah rakyat seakan tuli, dengan men-sahkan UU ciptaker.

Dari sekian banyak point yang disorot oleh para Buruh. Satu diantaranya yang sangat meresahkan bagi Perempuan 21 tahun ini, yaitu peraturan tentang tenaga kerja wanita yang berbunyi "cuti haid, cuti melahirkan dan keguguran tidak lagi dianggap, oleh karna itu tidak diberi kompensasi"

Silvani menyatakan bahwa" ibu puan maharani beserta anggota DPR wanita lainnya yang jauh lebih tua dari saya, yang jauh lebih memahami bagaimana sakitnya melahirkan,dan haid dihari pertama kenapa tidak membuka mata dan hati nuraninya, kenapa masih mementingkan ego nya? Apakah mata dan hati nya sudah tertutupi oleh kemewahan dan kemegahan yang menjanjikan? Kesetaraan gender digaungkan bukan untuk dijadikan alibi semata para ibu yang saya hormati.

Silvani menambahkan bahwa RUU CIPTAKER bukanlah sebuah solusi yang tepat atas keresahan masyarakat saat ini, dan juga bukan menjadi jaminan untuk mengurangi tingkat penggangguran di Indonesia. Malah ditahun ini angka kemiskinan semakin meningkat, disusul dengan pengangguran yang ada disana-sini, sudah cukup rasanya janji-janji palsu disampaikan, yang kami butuh saat ini adalah bukti nyata dari Sila kelima pancasila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun