Mohon tunggu...
silvani dmk
silvani dmk Mohon Tunggu... Guru - Silvani Lika Aprilia Damanik

Dream | Create | Inspire (Find me on social media @silvanidmk_)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

IMM DAN TRANSFORMASI KADER

13 Februari 2020   20:50 Diperbarui: 19 Juli 2020   12:14 2949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang lebih akrab ditelinga dengan singkatan IMM adalah organisasi mahasiswa yang berazas islam yang tidak hanya bergerak pada bidang kemahasiswaan namun juga berperan aktif dalam gerakan dakwah dan gerakan sosial. Dengan almamater merah maroon dan Lambang berbentuk perisai pena yang terpatri serta sangat syarat dengan filosofi nya itu IMM tetap eksis sampai hari ini, bahkan sampai kepelosok Negri. IMM juga menjadi salah satu organisasi yang terus menerus melahirkan kader-kader melalui perkaderan utama yang disebut dengan istilah DARUL ARQAM dan perkaderan khusus dengan istilah LATIHAN INSTRUKTUR, dan nantinya dari perkaderan tersebut diharapkan kader-kader IMM dapat mewujudkan tujuan IMM dan Muhammadiyah. Ortom Muhammadiyah yang lahir pada 14 Maret 1964 ini juga harus mampu menjadi penerus estafet perjuangan Muhammadiyah dengan tetap berkhidmat pada trilogi nya yaitu, Keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan sebagaimana khittah perjuangan IMM.

          Selain peran diatas nyatanya ada hal lain yang tidak kalah penting dan sakral yang tentunya wajib dimiliki oleh orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai kader IMM, yaitu transformasi kader. Transformasi disini berarti perubahan, peralihan atau perpindahan menuju yang lebih baik. Dalam Sistem Perkaderan Ikatan atau lebih sering disingkat SPI dituliskan bahwa “terbentuknya kader yang siap berkembang sesuai dengan spesifikasi profesi yang ditekuninya, kritis, logis, terampil, dinamis, utuh. Kualitas kader yang demikian ditransformasikan dalam tiga lahan aktualisasi yakni : persyarikatan, umat dan bangsa”  dari kutipan tersebut dapat dipahami bersama bahwa orientasi perkaderan IMM ditujukan pada terbentuknya kader yang memiliki keahlian atau skill nya masing-masing, dan kader yang mampu berfikir kritis serta logis, kader yang demikian itulah yang diharapkan mampu bertransformasi menjadi kader persyarikatan, umat dan bangsa.

          Mengutip kata-kata dari pendiri Muhammadiyah sekaligus tokoh bangsa K.H Ahmad Dahlan yaitu “dadiyo dokter, dadiyo insinyur, dadiyo guru tetapi tetap untuk Muhammadiyah” kata ini memiliki makna yang eunoia, dan kalau dikaitkan dengan transformasi kader, maka perkataan K.H Ahmad Dahlan ini termasuk kedalam makna kader persyarikatan. Karena sejatinya sebagai kader yang telah mengalami proses kaderisasi di Muhammadiyah barang tentu sudah seharusnya untuk kembali ke Muhammadiyah, melalui Amal Usaha Muhammadiyah yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia, dan tentunya sebagai kader harus memiliki persiapan atau bekal kemampuan agar tetap bisa berjuang dipersyarikatan Muhammadiyah.

          Selain menjadi kader peryarikatan, transformasi kader yang selanjutnya ialah bertanformasi menjadi kader umat islam, maksudnya ialah dengan tetap menggaungkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar kepada umat islam yang bukan saja hanya dipersyarikatan Muhammadiyah namun kepada sesama umat muslim, memberitahukan dan menyampaikan hal-hal yang baik serta melarang kepada perbuatan yang munkar atau yang buruk. Dakwah disini bukan berarti hanya memberi ceramah atau kultum, namun segala perbuatan dan perkataan kita bisa dijadikan sebagai media dakwah yang inshaallah dapat menjadi amal jariyah kita, Allahu alam bissawab.

          Yang terakhir ialah transformasi kader untuk Bangsa Indonesia, kalau sudah bicara tentang bangsa Mahasiswa adalah orang yang sangat kritis akan hal itu, permasalahan-permasalahan kebangsaan yang tak henti menjadikan kader IMM harus turut andil didalam menyelesaikannya. bagi setiap kader IMM diwajibkan untuk berperan aktif dalam segala persoalan kebangsaan yang ada, dan siap untuk mendarmabaktikan kemampuan yang dimiliki kepada Bangsa Indonesia.

          Menjadi kader Persyarikatan, kader Umat Islam ataupun kader Bangsa Indonesia dapat direalisasikan asal semua kader-kader yang berkecimpung didalamnya memiliki bekal atau persiapan yang cukup, kematangan dalam berfikir dan bertindak, selalu bersikap positif, dan tentu tanpa meninggalkan identitasnya sebagai kader Muhammadiyah, serta tetap sejalan dengan visi misi dan tujuan Muhammadiyah itu sendiri agar kader-kader yang bertransformasi nantinya menjadi kader yang amanah dan istiqomah. Dan tentunya tetap diperlukan perkaderan yang serius dan tersistematis guna penyiapan kader kader yang mumpuni untuk bertransformasi menjadi kader persyarikatan, kader umat Islam maupun kader bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun