Mohon tunggu...
Silva ArestaWulandari
Silva ArestaWulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyoal Komodifikasi Konten Online Berbau Pornografi

17 Juli 2022   18:41 Diperbarui: 17 Juli 2022   18:47 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.[1]

Sebagai salah satu bentuk karya sastra, motif manusia membuat novel pada dasarnya ada dua hal. Sebagaimana dikatakan oleh Horatius, keduanya adalah dulce et utile, atau dalam bahasa Indonesia menyenangkan/hiburan dan bermanfaat.[2]

Namun, perkembangan zaman telah memaksa terjadinya berbagai perubahan. Terutama, akibat kapitalisme sebagai sistem politik dan ekonomi menguasai dunia. Salah satu wujud perubahan itu, novel mengalami apa yang disebut komodifikasi.

Komodifikasi adalah proses di mana nilai tukar mendominasi nilai guna. Orientasi keuntungan, uang, dan pasar, menjadi penakluk bagi nilai guna bagi suatu objek. Begitu kurang lebih definisi dari Karl Marx.[3]

Salah satu jenis komodifikasi adalah komodifikasi konten. Dalam jenis ini, konten atau isi dari sebuah karya menjadi objek dari komodifikasi.

Relevansinya, konten dalam novel tak melulu dibuat semata kesenangan dan keinginan menebar manfaat dalam diri penulisnya. Seringkali, konten novel dibuat dengan pertimbangan utama: untung, uang, dan pasar.

Artinya, kesenangan pribadi, nilai kebermanfaatan, moril, agama, dan berbagai hal lainnya takluk oleh orientasi mencari keuntungan.

Ketika semua diukur dengan keuntungan, maka penulis konten berubah menjadi 'produsen' konten. Artinya, mereka perlu berpikir lebih serius untuk menghasilkan uang layaknya pabrik, alih-alih hanya memuaskan hobinya belaka.

Implikasinya, proses komodifikasi ini membuat konten novel mau tidak mau tunduk pada selera pasar, bukan lagi idealisme pribadi. Hal inilah yang kita saksikan dalam sebagian novel-novel yang terdistribusi dalam keseharian kita sebagai pembaca novel. Termasuk, dalam novel online.

Pornografi Sebagai Taktik Komodifikasi Konten Novel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun