Mohon tunggu...
Mega Siliwani Putri
Mega Siliwani Putri Mohon Tunggu... Auditor - Mga

Bersatu padu merangkai sebuah sajak

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pekerjaan yang Akan Membesarkan Nama Kita

18 Juli 2020   03:22 Diperbarui: 18 Juli 2020   03:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terlalu banyak keinginan kita, terlalu besar ambisi kita dan terlalu kuat ego kita untuk meraih harta dan kekuasaan. Sehingga lupa akan apa yang ada pada diri kita, apa kemampuan kita. Kenapa ? Karena tertutupi oleh ego yang inginnya memegang suatu kuasa atau jabatan yang tinggi, imbasnya apa ?

Banyak, salah satunya karena tidak bisa mengimbangi kapasitas kemampuan dalam mengemban suatu amanah akhirnya yang di dapat bukan lagi kemakmuran, akan tetapi menjadi sebuah kegagalan. Maksudnya bagaimana, mari kita perhatikan disekitar kita banyak yang dengan bangganya menduduki sebuah pangkat yang sebenarnya kurang cukup mampu untuk menjalankannya hanya karena menuruti kata yang bernama "gengsi". Akhirnya mau tidak mau dijalankan, walaupun sebenarnya disadari bahwasanya beban yang dipikulnya tidak kuat. Dipaksakan dan dipaksakan lagi akhirnya berimbas tidak cukup baik untuk diri sendiri maupun untuk jabatan yang diemban misal untuk diri sendiri  kesehatan menurun, kebahagian memudar, kurang amanah dan lain sebagainya. Bagaimana untuk kuasa atau jabatan yang diemban, misal dalam sebuah perusahaan bisa saja bukan maju seperti yang diimpikam sesuai visi misi malah menjadi sebaliknya yaitu bangkrut.

Mengutip dari buku karangan Ahmad Rifa'i Rif'an manusia memang memiliki potensi untuk menjadi lebih mulia dari Malaikat, tetapi juga bisa lebih beringas dari Iblis. Maksudnya suatu ambisi yang besar bisa saja dapat menghilangkan akal sehat manusia, seperti halnya mendzalimi bahkan tidak jarang kita temui hingga terjadi pertumpahan darah.

HR. Bukhari menjelaskan, apabila amanat disia-siakan, tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang sahabat bertanya 'Bagaimana menyia-nyiakan amanat wahai Rasulullah ?' Rasulullah menjawab 'Apabila perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya'.

Pernah tau kisah Umar ibn Khattab yang ditunjuk langsung oleh sahabat karibnya untuk memegang sebuah kepemimpinan. Namun bagaimana jawabnya Umar ibn Khattab terhadap sahabat karibnya yakni Abu Bakar Shiddiq, Umar berkata 'jika engkau benar mencintaiku, wahai Abu Bakar janganlah kau bebankan amanat sebesar itu kepundakku' beliau menangis tersedu-sedu melakukan penolakan karena paham betul beratnya amanah yang akan dipikul. Padahal telah bersusah payah Abu Bakar meyakinkan Umar, Bahwa sosok pemimpin Umar lah yang dibutuhkan. 

Abu Bakar berkata kepada Umar, bahwasanya terdapat dua orang yang terjerumus kedalam neraka di hadapan jabatan yakni yang pertama, manusia yang meminta jabatan padahal dia tahu bahwa ada orang yang lebih pantas dalam hak kuasa tersebut. Kedua, manusia yang mampu dan diminta memegangnya tetapi menolak karena lari dari tanggung jawabnya. 

Mendengar hal tersebut Umar sadar bahwa dialah orang sedang dibutuhkan rakyatnya. Namun, meskipun demikian Umar tidak senantiasa menerima atas jabatan yang telah di tunjuk oleh sahabatnya. Umar meminta supaya sahabatnya (Abu bakar)  memusyawarahkan dengan Ahlul Halli wal Aqli  yang artinya tokoh-tokoh yang representatif dalam mewakili kepentingan rakyat.

Nah dari penggalan cerita tersebut seharusnya begitulah sikap seorang muslim. Jangan meminta jabatan diluar batas kemampuan kita. Apalagi jika berakhir tidak amanah bahaya untuk diri sendiri juga bahaya untuk masyarakat banyak.

Lalu pekerjaan yang seperti apa yang akan membesarkan nama kita, adalah pekerjaan yang jika kita melaksanakannya hati kita bahagia dan jiwa kita semangat.

Bagaimana dengan pekerjaan anda yang sekarang ? Mari perhatikan lagi, semangatkah anda dalam menggerakkan kaki, bahagiakah hati anda melakukannya atau jangan-jangan hanya karena sebatas menyelesaikan perintah saja.

Jika belum, cari dimulai dari sekarang kemudian fokuskan disatu titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun