Mohon tunggu...
ABDURRAHMAN SP
ABDURRAHMAN SP Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Pertanian

Penyuluh Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Geliat Akademis Survey Petani

14 September 2017   00:31 Diperbarui: 14 September 2017   12:10 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                Ketahanan Pangan  merupakan bagian dari Ketahanan Nasional oleh sebab itu  untuk memenuhi kebutuhan pangan disuatu daerah  merupakan tanggung jawab bersama, kendatipun yang menjadi produsen dan pelaku utamanya adalah petani di pedesaan. Keluarga tani juga mendambakan hasil  panen  usaha taninya bisa  mencapai target, namun tidak selalu sesuai dengan harapan.   Pemerintah  melalui menteri Pertanian selalu berusaha meningkatkan produksivitas  tanaman padi sawah di setiap daerah melalui berbagai program dan system pembinaan, pengadaan sarana produksi, pengadaan alat mekanisasi dan sampai pada percepatan tanam yang didampingi oleh jajaran  TNI. 

Belum tentu semua kebijakan dan program  mampu meningkatkan produksivitas suatu usaha tani, terkadang penerapan program itu bertentangan dengan agroklimat dan kearipan lokal yang berlaku di suatu daerah.   Mengejar target dengan mengabaikan faktor-faktor yang sangat dominan  pada budidaya tanaman  diduga salah satu penyebab   menurunnya hasil bahkan gagal panen.  

Universitas secara akademis  berperan sebagai pengkaji dan peneliti  di bidang pertanian,  maka mereka mencoba  untuk merunut dari bawah apa sih yang sudah dikerjakan oleh pelaku utama di lahan usaha taninya.  Dan ini yang menjadi latar  belakang adanya  pertemuan antara dosen dari dunia kampus dengan orang   yang paling  berjasa menyediakan  kebutuhan  pangan bagi bangsa dan negaranya.

Perjalanan singkat mempertemukan sang pelaku utama dengan pihak akademis, sedikit mengalami miss informasi dalam  via telphon genggam, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Silih Nara hanya diberi waktu 90 menit untuk memberitahu dan  mengumpulkan  delapan ketua kelompok tani  dari desa yang berbeda. Wah..... apa di kira mahasiswa nih.  Petaniku keluar dari sawah pada  berlumpur,  berapa menit  bersihin kaki, berapa menit ganti baju, berapa menit dari desa ke BPP. Namun menghargai dari kehadiran  tamu , kepala BPP mencoba negosiasi waktu  selama  120 menit,  berkat kerjasama dari semua  penyuluh wkpp akhirnya dari delapan  petani yang dimintak bisa kami hadirkan sepuluh orang petani

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dua orang tim survey dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh melaksanakan interviu langsung dengan petani secara alot,   tidak ada beban bagi petani   dalam memberi  jawaban  atas semua yang ditanyakan tim survey.  Dibalik akses keseriusan berwawancara  terkadang memancing suasana tertawa akibat pemahaman  dari bahasa dan istilah yang berbeda disetiap daerah,  seperti tangkai  padi yang  patah  disebut  patah leher  atau Mupolok Tangkol.  

Tersambungnya komunikasi dua arah yang cukup akrab,  tanpa terasa seluruh item bahan survey  selesai dilaksanakan, akhirnya   tim survey memberi pesan kepada petani  bahwa hasil survey ini akan bermanfaat untuk perubahan di masa mendatang  )*

     )* Penyuluh Pertanian

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun