Mohon tunggu...
Silfia Damayanti
Silfia Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - University of Education'18

Travelling, Kuliner, Musik, Hiburan dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Kain Perca (Kain Sisa) dalam Pembuatan Masker dan Connector Masker Hijab di Masa Pandemi Covid-19

28 Juli 2021   14:24 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:21 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pekalongan, Jawa Tengah -- Kasus covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 (Susilo, dkk., 2020:45). Covid diketahui masuk ke Indonesia dikarenakan 2 orang perempuan asal depok dinyatakan positif Covid-19. Semakin hari kasus covid-19 semakin meningkat bahkan di dunia pasien covid sudah mencapai 21,6 juta jiwa.

Namun, dengan adanya virus covid-19 ini tidak menghalangi mahasiswa khususnya Universitas Pendidikan Indonesia untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan secara online. Salah satu mahasiswi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD/FIP) yaitu Silfia Damayanti yang dibimbing oleh Bapak Dr. H. Warlim, M. Pd. Sebagai Dosen Pendamping Lapangan melakukan kegiatan KKN Tematik secara individu di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan melalui daring dari tanggal 1 Juli hingga 1 Agustus 2021.

Tema KKN Tematik kali ini terfokus pada Membangun Desa Melalui Bidang Pendidikan Dan Ekonomi Dalam Implementasi MBKM Pada Masa Pandemic Covid-19. Program kerja yang dilaksanakan adalah membantu penguatan pembelajaran kepada guru, siswa, orang tua siswa dan masyarakat yang terdampak Covid-19.  

Pekalongan yang terkenal dengan batiknya yang mendunia. Mayoritas mata pencaharian di Pekalongan adalah pengrajin. Banyak sekali pengrajin yang tersebar diberbagai desa-desa terutama di Desa Sidorejo. Ada yang berprofesi sebagai tukang jahit, penyedia bahan kain, pemotong kain, pewarnaan kain dan lain sebagainya.

Namun sangat disayangkan, banyak sekali sisa-sisa kain yang terbuang hanya karena pemilik usaha berfikir bahwa kain tersebut yang biasa disebut kain perca tidak dapat dimanfaatkan kembali dan akhirnya menjadi limbah pabrik. Padahal kain perca dapat diolah kembali menjadi beberapa barang-barang yang lebih bermanfaat.

Saya melihat peluang sangat besar yang bisa dimanfaatkan oleh para pengrajin dalam memanfaatkan kain perca, apalagi dimasa pandemic seperti ini. Kain perca yang dianggap sebagai sampai yang tidak bernilai sebetulnya dapat menjadi barang yang menghasilkan.

Pada masa pandemic seperti ini, setiap orang berlomba-lomba mengasah kreatifitasnya untuk bertahan hidup menghadapi situasi saat ini. Setiap orang berinovasi dalam menemukan berbagai cara agar perekonomian mereka tidak menurun. Salah satu cara yang dapat diupayakan oleh warga Desa Sidorejo selain memproduksi pakaian adalah pembuatan masker kain dan connector masker hijab.

Dimasa pandemic seperti ini, semua orang sangat membutuhkan masker dan bagi yang berhijab membutuhkan connector hijab agar mempermudah pada saat pemakaian masker. Mungkin ini juga dapat dijadikan peluang yang lebih besar jika masker dan connector ini dapat di ekspor ke luar negeri, mengingat pandemic Covid-19 ini membuat seluruh dunia merasakan dampaknya.

Dalam pembuatan masker kain tidak membutuhkan banyak sekali bahan, untuk itu kain perca dapat dijadikan solusi dalam pembuatan masker. Apalagi kain perca yang digunakan adalah kain yang bermotif unik, pasti banyak sekali orang yang suka terutama motif batik. Tidak dipungkiri juga batik sudah mendunia dan orang asing banyak yang suka dengan batik. Contohnya Cina dan Jepang yang sering sekali memesan batik dari Indonesia. Tapi ingat yaa apabila kalian ingin membuat masker kain, kalian harus tetap ikuti anjuran dari pemerintah yang sesuai dengan protocol kesehatan.

Kain perca juga dapat diolah menjadi connector hijab. Pembuatan connector hijab hanya membutuhkan kain sebesar 4cm x 50cm, elastic berukuran 0,8cm x 25cm, jarung dan benang jahit, dua buah kancing, gunting dan jarum pentul. Cara pembuatannya yaitu ;

  • Ambil kain berukuran 4cm x 50cm
  • Lipatlah kain ketengah sehingga berukuran 2cm x 50cm
  • Kemudian jahit kain tersebut
  • Setelah dijahit, balik kain dengan bantuan sumpit. Ini bertujuan agar jahitan berada didalam dan terlihat rapih
  • Kemudian sisipkan elastic ke dalam kain dengan bantuan jarum pentul
  • Lalu jahit pada satu sisinya
  • Rapatkan kain hingga membentuk lipatan, lalu jahit sisi lainnya
  • Langkah terakhir yaitu jahitlah kancing di ujung connector, diatas kedua lipatan tadi
  • Connector siap digunakan

Mudah sekali bukan? Kain perca yang tadinya dinilai tidak berharga, namun dimasa pandemic covid-19 ini sangat dibutuhkan. Cara diatas juga bisa kalian terapkan dirumah apabila menemukan kain yang sudah tidak terpakai, atau memiliki baju yang sudah robek lebih baik dimanfaatkan dengan baik daripada langsung dibuang. Masker dan Connector hijab ini dapat dijual dengan harga murah namun tetap terasa manfaatnya.

Ditulis oleh     : Silfia Damayanti

Jurusan            : PGSD-Universitas Pendidikan Indonesia

DPL `               : Dr. H. Warlim, M. Pd.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun