Mohon tunggu...
Sihol Hasugian
Sihol Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Barcelonista Menulis adalah sarana berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tugas Baru Mourinho di Olimpico

4 Mei 2021   22:30 Diperbarui: 5 Mei 2021   00:01 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Mourinho resmi dikontrak AS Roma menjadi Manajer baru serigala Roma hingga 2024. Sumber Foto : @sport7trans7

Kami sangat senang menyambut Jose Mourinho ke dalam keluarga AS Roma. Dia seorang juara hebat yang telah memenangkan trofi di setiap level. Jose akan memberikan kepemimpinan dan pengalaman yang luar biasa untuk proyek ambisius kami. Penunjukan Jose adalah langkah besar dalam membangun budaya kemenangan panjang dan konsisten di selukruh klub.

Demikian kata Friedkin bersaudara presiden Roma menyambut Jose Mourinho sebagai nahkoda baru serigala Roma. Penunjukan pelatih asal Portugal itu hanya berselang beberapa jam seusai masa bakti Paul Fonsesca di AS Roma tak diperpanjang.

Paul Fransesca sebelumnya, didatangkan dari Shakhtar Donetks pada 2019 dengan kontrak dua tahun. Harapannya dia dapat mengangkat performa Gialorossi kembali menanjak.

Namun, tampaknya, presiden Roma tak begitu puas dengan kinerjanya. Padahal Fransesca membawa Edin Dzeko dan kawan-kawan melaju ke babak semifinal Liga Eropa musim ini.

Pencapaian itu berbanding terbalik dengan kondisi di Serie-A. Hingga pekan ke-34 kesebelasan serigala Roma hanya mampu bertengger di posisi tujuh. Dengan raihan 55 poin, dari 16 kali menang, 7 kali imbang, dan sisahnya menelan kekalahan.

Kendati demikian, raihan itu nyatanya masih berpeluang membawa Roma tak dapat mengikuti Liga Eropa musim depan. Persaingan di papan tengah cukup ketat, dengan adanya Sassuolo menempel di bawahnya dengan jarak dua angka.

Kini beban itu ada di tangan Jose Mourinho. Pelatih berusia 58 tahun itu akan menghadapi ujian yang cukup berat.

Jose Mourinho yang dipecat Tottenham Hotspur beberap minggu kemarin, tak butuh waktu lama mendapat pekerjaan baru. Itu setelah dirinya yang bergabung pada musim 2019 tak dapat berbuat banyak bersama the lilly whites.

Reputasi the special one di masa lalu bersama tim-tim besar telah membawanya lebih mudah memeroleh klub baru.

Di Liga Inggris, dia telah memenangi tiga kali gelar Liga Priemer bersama Chelsea pada 2005, 2006, dan 2015. Sementara bersama Manchester United, dia mempersembahkan gelar Liga Eropa.

Jauh sebelum itu, pelatih asal Portugal itu lebih awal mengangkan Porto sebagai tim yang disegani di Eropa pada musim 2002-2004.

Empat tahun kemudian, musim terbaiknya terjadi saat dirinya menahkodai Inter Milan, pesaing Roma di Liga Italia.

Selama dua musim dia berhasil mengangkat 5 trofi. Termasuk satu gelar Liga Champions setelah mengandaskan Bayern Muenchen di partai puncak kala itu. Bahkan di akhir musim bersama Inter, dia mencatat sejarah dengan treblle winners.

Sekarang, dengan segudang pengalaman itu, ia akan bersama AS Roma pada musim 2020/2021, hingga 30 Juni 2024. Mourinho pun dipastikan akan kembali bersua bersama pelatih-pelatih berpengalaman di serie-A.

" Setelah pertemuan dengan pemilik, saya seketika memahami ambisi mereka untuk Roma. Bersama, kami ingin membangun proyek juara. Gairah yang luar biasa dari fans meyakinkan saya untuk menerima pekerjaan ini," kata  Mourinho seperti diberitakan Goal.com. 

Medioker

Segudang pengalaman juara yang diperoleh Mourinho faktanya tinggal catatan saja. Selama beberapa musim terakhir, citra Mourinho tak jauh dari kata pelatih medioker.

Bersama Tottenham Hotspur memang awalnya meyakinkan dengan memimpin klasmen di beberapa pekan. Namun tak lama kemudian, performa tim asal London itu merosot drastis.

Juru taktik asal Portugal itu tak mampu menghadirkan permainan yang lebih terbuka bagi Kane dan kawan-kawan.

Praktis Mou hanya mengandalkan permainan bertahan, dan memanfaatkan serangan balik untuk menyerang tim lawan. Di awal-awal itu cukup berhasil dan mampu membuat lawan-lawannya kalang kabut. Termasuk Manchester City dan Liverpool.

Tapi, seolah itu hanya berlangsung satu kali saja. Minim kreatifitas taktik dan strategi. Padahal kualitas individu skuad si putih terbilang cukup bagus. Kendati demikian,  Mou tak mampu mengangkat performa mereka lebih baik.

Sekarang bersama Roma dengan skuad yang tak sebagus di Tottenham, the special one sepertinya akan kewalahan mengangkat performa Roma hingga akhir musim. 

Laga perdanya nanti akan berhadapan mantan klubnya,  MU pada leg kedua Liga Eropa di Olimpico, Roma. Bila mampu melawati misi berat itu, misi selanjutnya adalah akan melawan Crotone di serie-A guna meraih tike liga Eropa musim depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun