Mohon tunggu...
Sigit Priyadi
Sigit Priyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Padang rumput hijau, sepi, bersih, sapi merumput, segar, windmill, tubuh basah oleh keringat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gambar Sketsa: Mesjid Al Munawar, Rongsokan Mobil, dan Sapi Merumput

15 Mei 2016   22:57 Diperbarui: 19 Mei 2016   11:36 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesjid Al Munawar, Kampung Empu, Desa Situsari, Cileungsi.

Pagi hari setiap hari Sabtu, sepeda tua 'Batavus', beberapa kali saya kayuh untuk keliling lingkungan sambil mencari obyek gambar sketsa. Begitupula pagi hari tadi, saya ingin pergi ke jalan Empu untuk menggambar sebuah mesjid yang mempunyai bentuk arsitektur unik.

Jalan Empu yang akan saya lalui merupakan jalan yang berkonotasi mesum, terutama bagi masyarakat di tempat saya tinggal. Konon kawasan tersebut dulu banyak bertebaran warung remang-remang. Hingga tahun 2010, bangunan bekas warung remang-remang tersebut masih terlihat. Kini cafe-cafe tempat hiburan remang-remang itu telah pindah. Jalan aspal desa di kawasan tersebut kini telah dibuat beraspal halus (bukan aspal kasar seperti aslinya).

Setelah mengayuh sejauh 200 meteran dari ujung jalan, saya berhenti di sebuah mesjid yang sejak awal pembangunannya telah menarik perhatian saya. Mesjid tersebut dibangun oleh perorangan. Style arsitektur bangunannya sangat berbeda dibandingkan mesjid-mesjid kampong pada umumnya. Mesjid yang diberi nama: Al Munawar (sesuai dengan nama pemiliknya) tersebut, memiliki kubah terbuat dari logam yang menyerupai bentuk bawang serta bentuk tombak dan bulan sabit (menghadap ke atas). Pada keempat sisi dindingnya diberi tambahan teras. Teras ke-4 merupakan relung mihrab. Sedangkan tiga teras lainnya dibuat sebagai tempat pintu masuk ke dalam mesjid. Karena denah mesjid dirancang serupa itu maka berakibat pada besaran luas ruang sholat yang tidak terlalu besar. Perkiraan luas ruang sholat hanya sekitar 6 x 6 meter persegi.

Ketika masuk ke dalam halaman mesjid suasana terasa teduh dan sepi. Pohon Mangga yang tumbuh tinggi membuat halaman terasa teduh. Beberapa tanaman hias Pucuk Merah yang ditempatkan pada deretan kotak pot berupa susunan bata merah, menciptakan kesan rapih dan sejuk. Pemilik lahan tempat bangunan mesjid Al Munawar didirikan tampaknya ingin menonjolkan sebuah mesjid yang lain daripada yang lain, terutama pada unsure arsitektur ‘Mughal’ yang berkembang di India.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Seusai menggambar mesjid, saya kembali menaiki sepeda onthel untuk menyusuri jalan Empu menuju ke dalam perkampungan. Situasi di kiri-kanan jalan itu telah saya kenal sejak lama. Tujuan saya adalah sebuah lapangan sepakbola yang terletak di ujung jalan Empu, sebelum pertigaan dengan jalan yang mengarah ke Klapa Nunggal. Sesampainya di lapangan sepakbola saya melihat dua obyek yang menarik untuk digambar, yaitu: rongsokan mobil Toyota Corona dan tiga ekor sapi yang sedang merumput. Keberadaan tiga ekor sapi pedaging di lapangan sepakbola bukan merupakan hal yang aneh sebab tak jauh dari lapangan sepakbola terdapat tempat penggemukan sapi-sapi pedaging yang cukup besar.

Dua ekor sapi dengan latar belakang kompleks perumahan
Dua ekor sapi dengan latar belakang kompleks perumahan
Cuaca pagi yang sangat cerah dan suasana jalan desa yang sepi membuat saya betah ‘nangkring’ di boncengan sepeda sambil mencoretkan supidol ‘Staedler’ ke permukaan kertas HVS (A-4) beralaskan tripleks. Setelah selesai menggambar dua obyek tersebut, saya kembali mengayuh sepeda, pulang ke rumah, menyusuri rute yang semula. Begitulah kenikmatan yang saya peroleh pada hari Sabtu pagi kemarin, berolah raga sambil sekalian membuat sketsa gambar.

Rongsokan mobil Toyota Corona.
Rongsokan mobil Toyota Corona.
Sabtu, 14 Mei 2016.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun