Mohon tunggu...
Sigit Nugroho
Sigit Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah

Berlatar belakang bahasa Inggris, berminat sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Tertinggal

29 September 2016   08:27 Diperbarui: 29 September 2016   19:22 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ardi, pergilah. Kamu kejar cita-citamu yang telah menantimu di sana. Jadilah orang sukses di sana, Sayang. Raih ilmu sebanyak-banyaknya dan jadilah sosok manusia yang berguna. Semoga Tuhan selalu menyertaimu dan membimbingmu kapan pun dan di mana pun kamu berada,” tuturnya sambil menatapku. Ia anggukkan kepalanya kemudian.

“Berperanglah, ksatriaku. Hunus pedangmu, ayunkan dengan mantap. Teriaklah yang lantang tanpa gentar. Aku yakin kamu bisa, Ardi. Bertarunglah demi cita-citamu.... Aku...,” kalimatnya terputus.

Kudengarkan tiap kata yang keluar dari bibir manisnya dengan saksama. Semuanya terdengar indah di telingaku. Secercah asa muncul dalam batinku. Entah apa yang tengah terjadi padanya, aku belum begitu paham. Tapi sejenak kemudian aku merasakan kepiluan akibat perpisahan ini.

Lalu dilanjutkannya, “... Aku tunggu kepulanganmu di sini. Temui aku dua tahun lagi, setelah kamu selesai dengan master degree-mu itu. Kita satukan hati kita, Di. Kita mulai kisah kita... di sini, setelah kamu pulang nanti. Aku siap menantimu, Ardi.... Semoga Tuhan merestui kita,” tuturnya teriring derai hujan yang tiada henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun